Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sejarah Resesi Ekonomi di Indonesia

KOMPAS.com - Sebanyak sembilan negara telah mengalami resesi akibat pandemi virus corona yang berdasarkan Worldometers pada Jumat (7/8/2020) telah menjangkiti 19.261.406 orang.

Negara-negara itu adalah Amerika Serikat (AS), Jerman, Perancis, Italia, Korea Selatan, Jepang, Hong Kong, Singapura, dan Filipina.

Secara dua kali berturut-turut atau lebih, pertumbuhan ekonomi di kesembilan negara tersebut mencatatkan minus. 

Sementara itu, di Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II tahun 2020 minus 5,32 persen.

Artinya, jika tren minus tersebut berlangsung hingga kuartal III tahun 2020, Indonesia juga bisa masuk ke jurang resesi ekonomi.

Dilansir dari Forbes, 15 Juli 2020, resesi merupakan penurunan signifikan kegiatan ekonomi selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.

Resesi juga dianggap sebagai bagian yang tak terhindarkan dari siklus perekonomian suatu negara.

Berdasarkan arsip Harian Kompas, Indonesia pernah mengalami resesi, tepatnya pada tahun 1998.

Pertumbuhan ekonomi minus

Melansir pemberitaan Harian Kompas, 8 Juli 1998, BPS merilis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada semester I tahun 1998 minus 12,23 persen dibandingkan semester yang sama tahun 1997.

Kepala BPS saat itu, Sugito Suwito, mengatakan, hampir semua sektor mengalami pertumbuhan negatif, kecuali sektor pertanian.

Selanjutnya, Harian Kompas pada 6 Oktober 1998, memberitakan, BPS mengoreksi pertumbuhan ekonomi untuk periode Januari hingga September 1998.

BPS menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia terkontraksi menjadi 13,59 persen.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang minus ini berlangsung hingga akhir tahun.

Pada 28 November 1998, Harian Kompas memberitakan, BPS menyebut secara agregat perekonomian Indonesia mengalami kontraksi sebesar 13,45 persen dibandingkan tahun 1997.

Sektor terdampak

BPS kala itu menyebut ada sejumlah sektor yang mengalami kemerosotan sehingga membuat  pertumbuhan ekonomi Indonesia terpuruk.

Sektor itu di antaranya, sektor pertambangan dan penggalian minus 3,34 persen, industri minus 15,91 persen, dan konstruksi minus 37,49 persen. Kemudian sektor perdagangan, restoran dan hotel minus 19,28 persen.

Sektor lainnya adalah pengangkutan dan komunikasi minus 11,84 persen, lembaga keuangan dan persewaan minus 18,24 persen, serta sektor jasa minus 5,51 persen.

Akan tetapi, BPS menyebut ada beberapa sektor yang masih mencatat pertumbuhan positif selama 1998. Yakni, sektor pertanian tumbuh 0,43 persen, serta sektor listrik, gas dan air bersih tumbuh 3,28 persen.

Diberitakan Harian Kompas, 28 November 1998, faktor dominan penyebab minusnya pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 1998 adalah pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Rupiah kala itu terdepresiasi hingga lebih dari 80 persen sejak awal Juli terhadap dolar AS. Ambruknya rupiah ini disebut menyebabkan beban ekonomi berlebih.

Terutama, untuk membiayai impor barang dan jasa serta pembayaran kembali utang luar negeri.

Seperti diberitakan Kompas.com, 4 Agustus 2020, Indonesia per Maret 1998 memiliki utang luar negeri mencapai 138 miliar dolar AS, sekitar 72,5 miliar dolar AS adalah utang swasta yang dua pertiganya jangka pendek.

Dari total utang itu, sebanyak 20 miliar dolar AS di antaranya jatuh tempo dalam tahun 1998. Padahal saat itu cadangan devisa tinggal sekitar 14,44 miliar dollar AS.

Indonesia saat ini

Kembali ke masa sekarang, terkait minus 5,32 persen pertumbuhan ekonomi di kuartal II tahun 2020, Pakar Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi mengatakan Indonesia belum mengalami resesi.

Ia menjelaskan, secara teoritis suatu negara dikatakan resesi setelah pertumbuhan ekonomi yang minus selama dua kuartal berturut-turut.

"Kalau sekarang (Indonesia) minus, sebelumnya itu kan masih positif. Kalau menggunakan indikator itu (pertumbuhan ekonomi), maka sesungguhnya Indonesia belum dikategorikan dalam resesi," kata Fahmy saat dihubungi Kompas.com, Kamis (6/8/2020).

Oleh karena itu, aman tidaknya Indonesia terhadap resesi, ia menegaskan ditentukan oleh pertumbuhan ekonomi pada kuartal III mendatang.

Jika pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III 2020 masih minus, maka secara teoritis mengalami resesi.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/08/07/140900865/sejarah-resesi-ekonomi-di-indonesia

Terkini Lainnya

Profil Shaun Evans, Wasit Indonesia vs Korsel Piala Asia U23 2024

Profil Shaun Evans, Wasit Indonesia vs Korsel Piala Asia U23 2024

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang, KBRI Pastikan Kondisi WNI Aman

Kenya Diterjang Banjir Bandang, KBRI Pastikan Kondisi WNI Aman

Tren
Jadwal Festival Lampion Waisak Borobudur 2024, Tukar Tiket Mulai Mei

Jadwal Festival Lampion Waisak Borobudur 2024, Tukar Tiket Mulai Mei

Tren
Penelitian Menemukan Bagaimana Kucing Menghasilkan Suara Dengkuran Uniknya

Penelitian Menemukan Bagaimana Kucing Menghasilkan Suara Dengkuran Uniknya

Tren
Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Tren
Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Tren
Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Tren
Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Kick Off 00.30 WIB

Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Kick Off 00.30 WIB

Tren
Kronologi Perampok Sebar Uang Curian Rp 250 Juta untuk Mengecoh Kejaran Warga di Jambi

Kronologi Perampok Sebar Uang Curian Rp 250 Juta untuk Mengecoh Kejaran Warga di Jambi

Tren
20 Negara Penduduk Terbanyak di Dunia 2024, Indonesia Nomor Berapa?

20 Negara Penduduk Terbanyak di Dunia 2024, Indonesia Nomor Berapa?

Tren
Ilmuwan Akhirnya Tahu Apa Isi Bulan, Disebut Mirip dengan Bumi

Ilmuwan Akhirnya Tahu Apa Isi Bulan, Disebut Mirip dengan Bumi

Tren
14 Kepala Daerah Penerima Satyalancana dari Jokowi, Ada Bobby tapi Gibran Batal Hadir

14 Kepala Daerah Penerima Satyalancana dari Jokowi, Ada Bobby tapi Gibran Batal Hadir

Tren
KAI Sediakan Fitur 'Connecting Train' untuk Penumpang yang Tidak Dapat Tiket di Stasiun

KAI Sediakan Fitur "Connecting Train" untuk Penumpang yang Tidak Dapat Tiket di Stasiun

Tren
Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Tren
Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke