Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sempat Error, Bagaimana Awal Mula WhatsApp Diluncurkan?

KOMPAS.com - Aplikasi pesan instan WhatsApp mengalami error atau gangguan pada Jumat (19/6/2020) malam. Pengguna aplikasi tersebut melaporkan gangguan pada fitur pengaturan last seen dan status online.

Selain itu, berdasarkan informasi dari akun Twitter WABetaInfo terdapat pula gangguan yang tidak memungkinkan pengguna untuk membuat akun WhatsApp baru.

Gangguan ini dirasakan oleh hampir semua pengguna dari seluruh dunia, termasuk Indonesia. Mereka mengunggah gangguan yang mereka alami di media sosial Twitter dengan menyertakan tagar #WhatsApp.

Namun, gangguan-gangguan tersebut sudah berhasil diatasi oleh pihak WhatsApp dan kini aplikasi tersebut sudah bisa digunakan seperti sedia kala.

Akun WABetaInfo juga membantah rumor yang beredar bila gangguan ini terjadi karena uji coba fitur baru WhatsApp. Mereka menyebut bahwa gangguan terjadi karena adanya bug sever di seluruh dunia.

Lantas bagaimana awal mula WhatsApp diluncurkan?

WhatsApp adalah aplikasi pesan instan terbesar di dunia dengan lebih dari 2 miliar pengguna yang tersebar di 180 negara. Karena itu, tidak mengherankan bila saat ini aplikasi berwarna hijau itu telah menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari setiap orang.

Diberitakan Kompas.com (21/2/204), WhatsApp didirikan oleh Jan Koum, Brian Acton, dan Alex Fishman.

Koum dan Acton adalah sepasang rekan yang sempat bekerja bersama di Yahoo, namun keduanya memutuskan untuk keluar dari perusahaan itu karena tidak setuju dengan cara Yahoo menempatkan iklan kepada pelanggan.

Koum ketika itu berusia 31 tahun dan telah mengumpulkan uang untuk memulai bisnisnya sendiri. Dia bertekad bahwa bisnisnya ini tak akan direcoki oleh iklan yang mengganggu.

Koum dan Acton pisah jalan, tetapi masih sering bertemu untuk mendiskusikan rencana bisnis.

Keduanya diketahui sempat mencoba melamar di Facebook dan sama-sama ditolak.

Pada 2009, setelah membeli sebuah iPhone, Koum menyadari bahwa toko aplikasi App Store yang baru berumur tujuh bulan akan melahirkan industri baru yang berisi pengembang-pengembang aplikasi.

Koum mendapat ide untuk membuat aplikasi yang bisa menampilkan update status seseorang di daftar kontak ponsel, misalnya ketika hampir kehabisan baterai atau sedang sibuk.

Nama yang muncul di benak Koum adalah "WhatsApp" karena terdengar mirip dengan kalimat "what's up" yang biasa dipakai untuk menanyakan kabar.

Dia pun mewujudkan ide ini dengan dibantu oleh Alex Fishman, seorang teman asal Rusia yang dekat dengan komunitas Rusia di kota San Jose. Pada 24 Februari 2009, dia mendirikan perusahaan WhatsApp Inc di California.

WhatsApp versi pertama benar-benar dipakai sekadar untuk update status di ponsel. Pemakainya kebanyakan hanya teman-teman Koum dari Rusia.

"Lalu, pada suatu ketika, ia berubah fungsi jadi aplikasi pesan instan. Kami mulai memakainya untuk menanyakan kabar masing-masing dan menjawabnya," ucap Fishman, sebagaimana dikutip oleh Forbes.

Koum pun tersadar bahwa dia secara tak sengaja telah menciptakan layanan pengiriman pesan.

"Bisa berkirim pesan ke orang di belahan dunia lain secara instan, dengan perangkat yang selalu Anda bawa, adalah hal yang luar biasa," kata Koum.

Ketika itu, satu-satunya layanan messaging gratis lain yang tersedia adalah BlackBerry Messenger. Namun, aplikasi ini hanya bisa digunakan di ponsel BlackBerry.

Google G-Talk dan Skype juga ada, tetapi WhatsApp menawarkan keunikan tersendiri di mana mekanisme login dilakukan melalui nomor ponsel pengguna.

Koum merilis WhatsApp versi 2.0 dengan komponen messaging. Jumlah pengguna aktifnya langsung melonjak jadi 250.000 orang.

Dia kemudian menemui Acton yang masih menganggur. Acton bargabung dengan WhatsApp dan membantu mencarikan modal dari teman-teman eks-Yahoo.

Kendati sempat mengalami kesulitan keuangan, WhatsApp terus tumbuh dan mulai menghasilkan pendapatan dari biaya langganan yang ditarik dari pengguna.

Pada 2014, raksasa digital Facebook membeli WhatsApp senilai 19 miliar dollar AS atau lebih dari Rp 200 triliun. Kekayaan Koum yang memiliki 45 persen saham WhatsApp diperkirakan melonjak jadi 6,8 miliar dollar AS.

Pada 18 Januari 2016, WhatsApp mengumumkan bakal mencabut biaya pemakaian sebesar 1 dollar AS per tahun. Artinya, layanan ini sepenuhnya tersedia gratis.

Kebijakan tersebut mulai berlaku tak lama kemudian, pada 20 Januari 2016, sehingga pengguna WhatsApp disambut pemberitahuan bahwa aplikasi pesan instan itu bisa dipakai secara cuma-cuma “seumur hidup”.

Dengan memangkas iuran tahunan, WhatsApp kehilangan satu-satunya sumber pendapatan.

Sebagai ganti pemasukan yang hilang, WhatsApp menyatakan bakal menjajaki kemungkinanan menawarkan sejumlah layanan berbayar untuk pengguna korporat.

Layanan ini nantinya bisa dipakai oleh entitas bisnis untuk berkomunikasi dengan pelanggan masing-masing tanpa perlu membayar biaya tambahan lain. 

Pada 2017, Brian Acton memutuskan untuk keluar dari WhatsApp, keputusan ini kemudian disusul oleh Jan Koum pada 2018.

Hengkangnya dua pendiri aplikasi ini memunculkan isu bahwa mereka sudah tidak sejalan lagi dengan cara Facebook memanfaatkan data pengguna untuk kepentingan iklan. 

Acton yang lebih dulu hengkang, kini berbalik menentang raksasa media sosial tersebut dengan terang-terangan mendukung gerakan #DeleteFacebook.

(Sumber: Kompas.com/ Oik Yusuf | Editor: Reska K. Nistanto, Wicak Hidayat, Reza Wahyudi)

https://www.kompas.com/tren/read/2020/06/20/143741865/sempat-error-bagaimana-awal-mula-whatsapp-diluncurkan

Terkini Lainnya

Sengitnya 'War' Tiket Konser Sheila on 7: Milenial Vs Gen Z

Sengitnya "War" Tiket Konser Sheila on 7: Milenial Vs Gen Z

Tren
Cuaca Ekstrem di China Sebabkan 110.000 Warga Terpaksa Dievakuasi

Cuaca Ekstrem di China Sebabkan 110.000 Warga Terpaksa Dievakuasi

Tren
Harga Elpiji dan Tarif Listrik Mei 2024

Harga Elpiji dan Tarif Listrik Mei 2024

Tren
Penjelasan Pertamina soal Kebakaran Honda Civic LX di SPBU Wonogiri

Penjelasan Pertamina soal Kebakaran Honda Civic LX di SPBU Wonogiri

Tren
Fakta Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi karena Konsumsi Ganja

Fakta Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi karena Konsumsi Ganja

Tren
Benarkah Hamil Ubah Kondisi Organ dan Lebih Rentan Terkena Penyakit Usai Melahirkan?

Benarkah Hamil Ubah Kondisi Organ dan Lebih Rentan Terkena Penyakit Usai Melahirkan?

Tren
Deret Kader PDI-P yang Keluar Sepanjang Pemilu 2024, Terbaru Jokowi dan Gibran

Deret Kader PDI-P yang Keluar Sepanjang Pemilu 2024, Terbaru Jokowi dan Gibran

Tren
Mengenal Satyalancana Karya Bhakti Praja yang Akan Diberikan Jokowi ke Gibran dan Bobby

Mengenal Satyalancana Karya Bhakti Praja yang Akan Diberikan Jokowi ke Gibran dan Bobby

Tren
Alasan Ganjar-Mahfud Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden

Alasan Ganjar-Mahfud Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden

Tren
Badan Gampang Gatal dan Ruam padahal Sudah Mandi, Ini Penyebabnya

Badan Gampang Gatal dan Ruam padahal Sudah Mandi, Ini Penyebabnya

Tren
Jokowi Akan Berikan Satyalancana kepada Gibran dan Bobby, Ini Alasannya

Jokowi Akan Berikan Satyalancana kepada Gibran dan Bobby, Ini Alasannya

Tren
Daftar Partai Koalisi Prabowo-Gibran Usai Ditetapkan Jadi Presiden dan Wakil Presiden Terpilih

Daftar Partai Koalisi Prabowo-Gibran Usai Ditetapkan Jadi Presiden dan Wakil Presiden Terpilih

Tren
Mengapa Burung Tidak Mempunyai Gigi? Berikut Penjelasannya Menurut Sains

Mengapa Burung Tidak Mempunyai Gigi? Berikut Penjelasannya Menurut Sains

Tren
Pidato Prabowo Usai Ditetapkan Menjadi Presiden Terpilih 2024-2029

Pidato Prabowo Usai Ditetapkan Menjadi Presiden Terpilih 2024-2029

Tren
Resmi Ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden Terpilih, Kapan Prabowo-Gibran Dilantik?

Resmi Ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden Terpilih, Kapan Prabowo-Gibran Dilantik?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke