Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Remaja Difabel Meninggal usai Ayahnya Dikarantina 6 Hari karena Virus Corona

KOMPAS.com – Seorang remaja penyandang disabilitas di Provinsi Hubei, China meninggal usai dirinya ditinggal sendiri di rumah, akibat keluarganya dikarantina karena dicurigai memiliki virus corona.

Dikutip dari Beijing Youth Daily, remaja itu bernama Yan Cheng (17) yang menderita cerebral palsy meningggal setelah ditinggal sendirian di rumahnya selama 6 hari. 

Ayah remaja malang itu Yan Xiaowen (49) dan saudara laki-lakinya yang juga autis berusia 11 tahun baru saja melakukan perjalanan dari Wuhan di kota Huahe, kabupaten Hongan - sekitar 150 km (93 mil) dari Cina tengah pada 17 Januari lalu. 

Ayah dan adik Cheng, melakukan perjalanan untuk merayakan Tahun Baru Imlek ke tempat leluhur mereka. 

Ayah dan adik dikarantina

Sesudah perjalanan tersebut, Yan Xiaowen mengalami demam tiga hari kemudian.
Akibatnya ayah dan saudaranya dikarantina pihak berwenang di fasilitas perawatan pada hari Jumat.

Sementara Cheng berada di rumah tanpa perawatan, dan makanan.

Adapun ibu Cheng telah meninggal akibat bunuh diri sekitar setahun usai adik laki-lakinya lahir.

Tak ada pernyataan resmi tentang penyebab maupun keadaan remaja tersebut.

Cheng yang tak mempercayai pejabat setempat terkait kesejahteraan putranya, akhirnya memohon batuan pada Weibo (semacam Twitter China) pada hari Selasa.

“Saya punya dua putra cacat. Putra sulungku Yan Cheng menderita cerebral palsy. Dia tidak bisa menggerakkan tubuhnya, dia tidak bisa berbicara atau menjaga dirinya sendiri. Dia sudah berada di rumah sendirian selama enam hari, tanpa ada yang memandikannya atau mengganti pakaiannya dan tidak makan atau minum,” tulis Yan di sebuah postingan yang memuat beberapa foto dirinya dan putranya. 

Ia juga mengharapkan agar seseorang bersedia mengirimkan pakaian kepada anaknya yang ada di desa Yanjia di Kota Huahe daerah Hongan, Provinsi Hubei.

Cheng sempat diberi makan

Mengutip dari SCMP, Yan melalui postingannya menyebut sempat diberi tahu pejabat desa bahwa putranya diberi makan dua kali antara hari Jumat dan Selasa.

Namun postingan Yan di Weibo kini telah dihapus termasuk dengan akunnya.

Pejabat partai berencana mengirim Yan dan Cheng ke lokasi karantina pada hari Rabu agar bocah itu bisa dirawat di tempat yang sama dengan sang ayah.

Tetapi, menurut laporan Damihexiaomi remaja itu sudah lebih dulu meninggal Selasa sore.

Laporan tersebut juga mengatakan bibi bocah itu awalnya memberinya makan tiga kali sehari namun kesehatannya juga ikut memburuk hingga ia tak bisa mengunjungi lebih sering.

Dia terakhir mengunjungi Cheng pada Selasa, tapi kondisi Cheng sudah memburuk dengan cepat saat itu.

“Dia berbaring di kursi santai tapi kepalanya digantung. Wajah dan mulutnya kotor, begitu pula selimutnya. Saya mencuci muka dan mulutnya dengan air mendidih, mengganti pakaian dalamnya, dan memberinya air dan setengah cangkir beras, tetapi dia tidak bisa makan lagi,” katanya.

Penyebab kematian masih diselidiki

Seorang pegawai kota Huahe kepada Beijing Youth Daily mengatakan, pemerintah Hongan telah mengadakan penyelidikan atas kematian remaja itu.

"Sekarang, pengawasan sangat ketat, tidak mungkin kita bisa meninggalkan seorang anak laki-laki dengan cerebral palsy di rumah tanpa ada yang merawatnya," kata pegawai itu

"Kami, tentu saja, telah melakukan pekerjaan kami, tetapi faktanya dia telah meninggal, otoritas yang lebih tinggi sedang menyelidiki dan mereka akan memiliki tanggapan yang adil," lanjutnya. 

Sementara konfirmasi yang dilakukan media ke pemerintah kota Huahe dan Federasi Penyandang Cacat Hubei tidak dijawab.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/01/30/181900565/remaja-difabel-meninggal-usai-ayahnya-dikarantina-6-hari-karena-virus

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke