Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jangan Jongkok di Toilet Duduk, Ini Alasannya dari Sisi Kesehatan

Dalam unggahannya, Sabtu (5/10/2019), Awkarin menyayangkan penggunaan toilet duduk yang tidak pada tempatnya.

Ia menyoroti mereka yang kerap jongkok di toilet duduk, terutama jika menggunakan toilet umum.

Awkarin melampirkan foto yang menunjukkan dudukan toilet duduk dalam kondisi kotor, dan toilet duduk yang sudah ditutup dengan tisu.

“Mau ngasih tau aja. Untuk kalian yang emang suka toilet jongkok, gaada salahnya kok, yang salah itu ketika toilet duduk dijadikan toilet jongkok. Apalagi kalo toiletnya toilet umum. Selain merusak fasilitas, kalian juga mengganggu kenyamanan pengguna lain. Next jangan gini ya,” tulis Awkarin.

Lantas, bagaimana perilaku jongkok di toilet duduk menurut pandangan medis?

Tidak disarankan

Melansir Health, jongkok di toilet duduk tidak disarankan untuk alasan kesehatan.

Hal tersebut disampaikan oleh Carol Figuers, profesor dari Duke University School of Medicine.

"Agar kandung kemih benar-benar kosong, otot-otot dasar panggul harus dilepaskan," ujar Profesor Carol.

Ia menjelaskan, saat berjongkok di toilet duduk, otot-otot dasar panggul mungkin masih tegang sekitar 30 persen atau 40 persen.

"Ketika Anda berdiri kembali, Anda masih memiliki sedikit urine yang tersisa di sana karena otot-otot tidak sepenuhnya rileks," kata dia.

Akibatnya, urine masih tertinggal di dalam kandung kemih. Hal ini menimbulkan risiko mengalami kebocoran saat Anda melompat, tertawa, batuk atau bersin.

Urine “lama” tersebut juga berisiko mengiritasi bagian dalam kandung kemih yang bisa membuat Anda merasa anyang-anyangan.

Figuers mengungkapkan, untuk Anda yang merasa tidak nyaman duduk di toilet umum, bisa meletakkan tisu atau kertas di sekitar dudukan. 

Atau, Anda juga pula menggunakan pelapis khusus dudukan toilet.

Sementara itu, diberitakan Kompas.com, 27 Juni 2018, mengutip The Sun, pendapat yang sama disampaikan terapis kesehatan wanita, Brianne Grogan.

Menurut Brianne, saat jongkok di toilet, otot dasar panggul dan korset panggul akan mengalami tegang saat buang air kecil.

Hal ini mengakibatkan urine sulit mengalir.

“Dan sering kali mengharuskan untuk mendorong atau 'menahan' sedikit untuk membuat urin keluar dengan cepat,” kata Brianne.

Terlalu sering mendorong urine dapat berkontribusi pada prolaps organ panggul.

Selain itu, jongkok bisa membuat kandung kemih kosong dengan cara tak semestinya sehingga meningkatkan risiko infeksi saluran kemih seperti sistitis.

Sementara itu, jika khawatir duduk di toilet umum akan tertular kuman, kekhawatiran ini juga tak sepenuhnya benar.

Ahli mikrobiologi klinis dari Universitas Leicester Primrose Freestone mengakui, kotoran manusia membawa berbagai macam patogen yang dapat ditularkan.

Akan tetapi, menurut Freestone, risiko bakteri menginfeksi saat duduk di toilet umum sangat kecil.

Alasannya, kebanyakan penyakit usus melibatkan transfer bakteri dari tangan ke mulut sebagai akibat dari kontaminasi kotoran tangan, makanan, dan permukaan.

Alasan lainnya, tubuh manusia dilengkapi dengan lapisan bakteri baik dan yeast yang berfungsi sebagai pelindung.

Selain itu, manusia memiliki sistem kekebalan untuk melindungi terhadap bakteri jahat.

https://www.kompas.com/tren/read/2019/10/06/084500465/jangan-jongkok-di-toilet-duduk-ini-alasannya-dari-sisi-kesehatan

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke