Pengembang yakin prospek investasi properti di Bali masih sangat bai, meskipun kondisi perekonomian Indonesia sedang dalam gejolak terkait kondisi suku bunga bank yang relatif tinggi akibat melemahnya rupiah terhadap Dolar AS.
Perlahan namun pasti, sektor properti Amerika Serikat (AS) bangkit kembali. Hal ini ditandai lonjakan valuasi properti komersial perkantoran sebesar 3,4 persen dan aktifitas sewa dengan kenaikan 2,4 persen lebih tinggi ketimbang tahun 2012.
Kendati tengah dirundung pelambatan pertumbuhan ekonomi, China masih tetap perkasa di sektor properti. Buktinya, selama tujuh bulan berjalan tahun 2013 ini, total investasi properti meroket 20,5 persen ketimbang periode yang sama tahun lalu.
Guna memenuhi banyaknya permintaan calon konsumen, pemngembang membuka kantor marketing pada Hari Raya Idul Fitri, 8 dan 9 Agustus 2013. Momentum hari libur Nasional ini mereka manfaatkan untuk mencetak penjualan.
Dinamisnya sektor properti Indonesia selain ditandai oleh pertumbuhan permintaan dan harga, juga kompetisi antarpengembang. Mereka berlomba membangun proyek baru, sehingga kapitalisasi pasar (market capitalization).