Kencangnya gelombang investasi China ke Indonesia merupakan fenomena yang menarik. Bisa dipastikan bahwa sektor properti di China mulai jenuh dan beralih ke Indonesia sebagai pasar menjanjikan.
Siklus properti yang tengah melambat saat ini juga terkena dampak melemahnya perekonomian nasional. Kondisi ini seharusnya diwaspadai oleh para pelaku bisnis properti saat ini.
Sektor properti Inggris, terutama kota London, mulai bangkit kembali. Selama tiga tahun terakhir, penjualan rumah di kota yang dilintasi Sungai Thames ini terus menunjukkan pertumbuhan. Hal ini terjadi, terutama di kawasan elit pusat kota.
Aturan Bank Indonesia yang mengetatkan rasio pinjaman terhadap aset atau loan to value (LTV) kredit pemilikan rumah (KPR) kedua dan ketiga untuk rumah berukuran di atas 70 meter persegi, berpotensi melemahkan tingkat permintaan.
Indikator perekonomian nasional tengah diuji dengan menurunnya defisit transaksi, merosotnya nilai rupiah, dan anjloknya pasar modal. Pelaku pasar di sektor properti harus waspada.