Kebijakan pembatasan yang diberlakukan Bank Indonesia melalui loan to value (rasio kredit terhadap aset) ternyata tak berpengaruh terhadap praktek investasi dan spekulasi atas apartemen.
Aksi borong unit dalam menara-menara rumah susun komersial milik (rusunami) rupanya bukan rumor atau isapan jempol. Aktivitas investasi yang cenderung bersifat spekulatif tersebut adalah realita yang tidak bisa dipandang sebelah mata.
Pada saat sektor properti diprediksi optimistis membaik, biasanya investor tampil lebih gesit. Mereka bergerak lebih cepat ketimbang end user. Mereka pun merajai.
Harga apartemen terus naik. Kebanyakan para pembelinya bertujuan untuk investasi. Jumlah pembeli dengan motif investasi lebih besar ketimbang pengguna akhir atau end user.
Tingginya harga lahan yang memicu melesatnya harga properti membuat sebagian besar bangunan di Nagoya, Jepang, kini terpaksa menaikkan ketinggian lantainya.