Dinilai menyimpang dari paugeran (aturan), Sri Sultan Hamengku Buwono X diminta untuk menarik lagi 'dawuh raja' (perintah raja) yang telah dikeluarkan.
Adik-adik Sri Sultan Hamengku Buwono X menerima tokoh masyarakat serta warga Yogyakarta di Ndalem Yudhonegaran untuk mendengar pendapat terkait polemik yang terjadi di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Serangkaian sabda tama dan sabda raja yang dikeluarkan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X sebagai Raja Keraton Yogyakarta menimbulkan pro dan kontra di kalangan keluarga.
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan pariwisata memberikan andil besar dalam memacu pertumbuhan perekonomian DIY.
Dia mengendalikan narkoba dari balik jeruji dengan leluasa karena pengawasan lapas yang lemah. Modus yang digunakan adalah berpura-pura mengirimkan pakaian untuk dicuci.