Bripda Andrianto menuliskan status yang dianggap bisa memicu perselisihan antara TNI dan Polri. Atasan Andrianto langsung bergerak dengan menghukum anak buahnya dan meminta maaf kepada jajaran TNI atas aksi tercela itu.
Gara-gara mengunggah status yang dianggap menghina warga dan Kota Samarinda ke media sosial Facebook, Anto (23), seorang pemuda yang mencari nafkah di ibu kota Kalimantan Timur itu, babak belur dihajar warga.