Rumah-rumah yang tampak berantakan oleh perabot atau aksesoris ternyata lebih bernyawa ketimbang rumah-rumah dengan tampilan interior mewah seperti yang biasa kita lihat di majalah-majalah gaya hidup.
Pemerintah gagal mengatasi backlog perumahan rakyat. Kegagalan tersebut disebabkan oleh ketiadaan koordinasi yang solid antar pemangku keputusan khususnya Kementerian Negara Perumahan Rakyat, Kementerian Dalam Negeri, BPN, Perpajakan, dan PLN.
Target pembangunan rumah subsidi tahun 2014 untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang dibangun Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (APERSI) terkoreksi menjadi hanya 75.000 unit.
Perlambatan laju pasar properti yang sudah terjadi sejak kuartal II 2013, berpotensi mengoreksi harga hunian baru yang dilansir kuartal IV tahun ini hingga 2016. Koreksi harga berlaku di beberapa kawasan yang selama ini menjadi ajang praktek spekulasi.