Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

#Ruang Jernih

33:30
Ruang Jernih #21: Aksi Sok Superior dan Upaya Mengembalikan Kesakralan Borobudur
Ruang Jernih #21: Aksi Sok Superior dan Upaya Mengembalikan Kesakralan Borobudur
Ada dua isu yang menarik untuk diperbincangkan minggu ini: tiga aksi kekerasan beruntun di akhir pekan minggu pertama Juni dan harga tiket Candi Borobudur yang diwacanakan naik demikian drastis, Rp 750 ribu. Cerita tentang kekerasan adalah bagian tak terpisahkan dari peradaban manusia. Dengan tindak kekerasan, pelaku berupaya menunjukkan superioritasnya pada orang lain. Tapi itu sesungguhnya bukan bentuk superioritas, tapi inferioritas. Pelaku kekerasan adalah orang-orang yang rendah diri. Orang-orang yang merasa terancam eksistensinya. Orang-orang yang belum selesai dengan dirinya sendiri. Kekerasan melahirkan dendam dan membentuk lingkaran kekerasan. Oleh karena itu, segala bentuk tindak kekerasan, apapun bentuknya, harus dihentikan. Selanjutnya soal tiket Candi Borobudur. Wacana naiknya harga tiket naik ke atas Candi yang diwacanakan Menteri Maritim dan Investasi Luhut B Pandjaitan menuai pro dan kontra. Bagaimana seharusnya kita melihat duduk soal wacana harga tiket ini? Harga tiket bukan substansinya. Lalu apa substansinya? Simak obrolan Cindy Sistyarani dan Heru Margianto di Ruang Jernih. #kcm #ruangjernih #herumargianto #cindysistyarani #jernihkanharapan
video
41:49
Ruang Jernih #6: Kebaikan Hati Ala Khaerun Transjakarta Atau Jaksa Agung Burhanuddin
Ruang Jernih #6: Kebaikan Hati Ala Khaerun Transjakarta Atau Jaksa Agung Burhanuddin
Tanggal dua. Bulan dua. Tahun dua ribu dua puluh dua. Sebuah kombinasi tanggal unik di Rabu yang apik. Kepercayaan diri Denmark dalam melepas kebijakan di tengah situasi seperti ini, berharap dapat menjadi inspirasi bagi kita. Bukan hanya soal kebijakannya, namun juga perihal penerapan protokol kesehatan yang menjadi alasan utama dari langkah besar tersebut. Seperti pernyataan strategis seorang pejabat hukum beberapa waktu lalu yang mengusulkan “pengampunan” bagi koruptor yang mengeruk keuntungan di bawah Rp 50 juta. Tepuk tangan? Boleh. Tepuk tangan untuk keberanian penegak hukum yang SERIUS dalam memberantas korupsi di negeri ini. Kita harus optimis dan yakin karena hal tersebut sudah pasti memiliki dasar pertimbangan yang sangat kuat. Ngomong-ngomong soal keberanian, kita patut bersyukur dan bangga dengan adanya sosok seperti Khaerun yang beberapa waktu lalu viral karena aksi heroiknya menyelamatkan seorang perempuan yang tengah dalam bahaya. Inisiatif beliau dalam upaya penyelamatan layak ditiru dan diabadikan untuk diajarkan kepada anak cucu kita agar kelak memiliki “Keberanian Khaerun”. Semoga! Di Ruang Jernih, bersama Pemimpin Redaksi Kompas.com Wisnu Nugroho dan Jurnalis Kompas TV Nitia Anisa akan mengulas apa yang menjadi keseruan dalam sepekan terakhir. Ikuti obrolan Rabu seru bersama Ruang Jernih yang tayang Live di Instagram pukul 19.00 WIB dan dapat Anda nikmati kembali di YouTube setiap Jum’at.
video
26:00
Ruang Jernih #33: Kasus Suap Bapak Rektor Unila; Indonesia Gak Cuma Butuh Orang Pintar
Ruang Jernih #33: Kasus Suap Bapak Rektor Unila; Indonesia Gak Cuma Butuh Orang Pintar
Kasus suap yang melibatkan seorang Rektor dari Universitas Negeri Lampung (UNILA) lagi-lagi mencemarkan nama baik institusi pendidikan di Indonesia. Ironis. Para pendidik yang seharusnya membentuk generasi penerus bangsa agar menjadi lebih cerdas dan berbudi pekerti luhur, malah menjadi penyamun di rumah mereka sendiri. Kenapa ada banyak orang yang rela melakukan suap demi masuk sebuah institusi pendidikan? Apa gunanya pintar jika mentalnya korup sejak dalam pikiran? Betul, Indonesia butuh orang pintar. Tapi, pintar saja tidak cukup. Indonesia butuh orang pintar dengan laku moral baik. Simak obrolan lengkapnya bersama Managing Editor Kompas.com Heru "Mbonk" Margianto dan Editor Kompas.com Yohanes "Eenk" Harususilo hanya di Ruang Jernih. #ruangjernih #herumargianto #enggarharususilo #kcm #jernihmelihatdunia
video
55:58
Ruang Jernih Eps 2: 2021 Resmi Tutup Buku, 2022 yuk bisa yuk
Ruang Jernih Eps 2: 2021 Resmi Tutup Buku, 2022 yuk bisa yuk
Tahun 2021 menjadi perjalanan panjang yang memiliki banyak sekali warna. Beragam situasi & kondisi yang tidak pasti masih saja menyelimuti karena masa pandemi. Mimpi, harapan dan cita-cita tak henti-hentinya menjadi semangat kita dalam terus berproses selama setahun ini. Apa daya, kita sebagai manusia hanya bisa berencana dan berusaha hingga takdir yang mengambil kuasa. Kejutan di 2021 layaknya kita berada dalam wahana roller coaster. Sesaat kita sedang memulai perjalanan dengan optimis, tak lama pula kita pun harus kembali menghadapi duka dan tangis. Bencana alam, kecelakaan transportasi, munculnya berbagai varian virus, hingga kebijakan PPKM cukup memukul “mental health” kita. Namun, keceriaan negeri ini sedikit memulihkan pilu lewat berbagai keterlibatan kita di event olahraga nasional dan internasional serta trend di masyarakat yang penuh keseruan. Di ruang jernih episode ke-2 ini menjadi sebuah tempat diskusi seru untuk mengulas beberapa hal yang kerap menjadi perbincangan di tahun 2021. Bersama Wisnu Nugroho selaku Pemimpin Redaksi Kompas.com dan Cindy Sistyarani selaku Jurnalis Kompas TV ngobrolin “Flash Back Roller Coaster 2021” yang memuat berbagai pengalaman dan cerita pahit getir, sedih duka, dan suka tawa sepanjang tahun ke belakang.
video
37:46
Ruang Jernih #32: Ospek Bergaya Senioritas, Masih Jaman? Gimana sih Sejarahnya Ospek?
Ruang Jernih #32: Ospek Bergaya Senioritas, Masih Jaman? Gimana sih Sejarahnya Ospek?
Masa orientasi pada dasarnya merupakan sebuah ajang untuk para siswa atau mahasiswa baru agar dapat mengenal lebih dekat dengan lingkungan sekolah atau kampus. Tetapi, masa orientasi ini seringkali dibumbui oleh praktik senioritas yang tak jarang berujung pada kekerasan. Ternyata ospek memiliki sejarah yang cukup panjang di Indonesia. Budaya ospek yang sarat dengan senioritas sudah ada sejak zaman kolonial. Saat itu siswa-siswa baru mendapatkan perlakuan keras ala militer oleh para senior. Mereka harus menuruti apa yang menjadi permintaan senior kala itu. Namun, jika dilihat relevansinya dengan masa kini, apakah ospek bergaya senioritas nan arogan ini masih perlu ada? Bagaimana agar ospek dapat lebih memiliki bermanfaat dan menunjang kegiatan pendidikan? Simak obrolan lengkapnya bersama News Managing Editor Kompas.com, Amir Sodikin dan Dosen Digital Journalism UMN, Veronika Kaban di Ruang Jernih. #ruangjernih #amirsodikin #veronikakaban #kcm #jernihmelihatdunia
video

All News

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads