Secara historis, sektor properti Indonesia memiliki karakteristik yang khas. Dalam kurun tiga tahun terakhir, terjadi pertumbuhan di semua lini, baik permintaan, pasok maupun harga. Kini, pertumbuhan melemah seiring perkasanya dollar AS.
Jika tahun 2012 hingga kuartal I 2013, pengembang percaya diri dan yakin pertumbuhan properti Indonesia bakal bertahan, setidaknya menyamai performa 2011, namun kini kadarnya turun drastis.
Meski tetap menjadi pilihan utama, pemanfaatan KPR pada triwulan II 2013 justru menurunmenjadi 75,45 persen, dibanding kuartal sebelumnya yakni sebesar 76,46 persen.
Sebanyak 54,91 persen pengembang mengandalkan dana internal perusahaan sebagai sumber utama pembiayaan pembangunan properti mereka. Sementara pinjaman perbankan (bank loan) menempati porsi sebesar 32,41 persen.