Sebanyak 54,91 persen pengembang mengandalkan dana internal perusahaan sebagai sumber utama pembiayaan pembangunan properti mereka. Sementara pinjaman perbankan (bank loan) menempati porsi sebesar 32,41 persen.
Beberapa wilayah menunjukkan akselerasi yang sangat signifikan. Manado dan Surabaya mencatat pertumbuhan harga tertinggi, masing-masing 9,7 persen dan 4,19 persen.
Pergeseran lahan garapan pengembang ke beberapa kota di luar Pulau Jawa, memunculkan harapan bahwa pemerataan pembangunan properti sudah dimulai. Inilah sektor yang menjanjikan peluang menggiurkan.