Jika tahun 2012 hingga kuartal I 2013, pengembang percaya diri dan yakin pertumbuhan properti Indonesia bakal bertahan, setidaknya menyamai performa 2011, namun kini kadarnya turun drastis.
Sebanyak 54,91 persen pengembang mengandalkan dana internal perusahaan sebagai sumber utama pembiayaan pembangunan properti mereka. Sementara pinjaman perbankan (bank loan) menempati porsi sebesar 32,41 persen.
Beberapa wilayah menunjukkan akselerasi yang sangat signifikan. Manado dan Surabaya mencatat pertumbuhan harga tertinggi, masing-masing 9,7 persen dan 4,19 persen.