Tak dimungkiri, ekonomi Indonesia pada dua periode pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mencatatkan angka pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Namun, tak cukup cuma itu. Masalah tersebut diangkat dalam kampanye terbuka Partai Golkar.
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) kemarin memutuskan merevisi ke bawah perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 5,8 sampai 6,2 persen pada tahun 2014 menjadi 5,5 sampai 5,9 persen.
Bank Indonesia (BI) memandang pertumbuhan ekonomi RI masih akan berlanjut, namun konsumsi rumah tangga diperkirakan akan lebih rendah dari perkiraan semula.