Pengembang yang membangun properti perumahan, apartemen, pusat belanja, dan bangunan-bangunan komersial lainnya yang mampu mengubah bentang alam, dianggap punya andil besar sebagai penyebab banjir di wilayah DKI Jakarta.
Banjir yang terjadi di Jakarta ditengarai sebagai akibat dari amburadulnya tata ruang. Jakarta dinilai tidak mampu mengendalikan tata ruang wilayahnya dengan baik.
Menurut sebuah penelitian dari Universitas Berkeley, California, kawasan pinggiran (sub urban) merupakan kontributor terbesar terhadap emisi gas rumah kaca.