Anas Alimi merupakan sosok yang membesarkan Prambanan Jazz Festival sejak pertama kali digelar pada tahun 2015. Siapa sangka, ternyata Anas Alimi terinspirasi menggelar pertunjukkan musik berlatarbelakang Candi Prambanan tersebut setelah ia menonton acara ulang tahun penyanyi Italia Andrea Bocelli di Tuscany, Italia yang menggunakan latar panggung berbatu-batu. Prambanan Jazz kerap menjadi sebuah ajang internasional yang tidak hanya membuat puas para penikmatnya tetapi juga dikenang oleh para penampilnya. Hal ini disampaikan oleh Kenny G. sebagai musisi bintang yang didatangkan saat Prambanan Jazz perdana digelar. Ia sampai antusias dan ingin tampil kembali. Kesuksesan tersebut dilirik oleh agen John Legend yang juga ingin tampil di Prambanan Jazz Festival. Melalui surel, agen John Legend malah mengira bahwa Candi Prambanan miliknya Anas Alimi. Selain membesarkan Prambanan Jazz Festival, Anas Alimi juga sosok yang membentuk kolaborasi penyanyi besar tanah air Glenn Fredly, Tompi, dan Sandhy Sondoro yang tergabung dalam Trio Lestari. Perjalanan menggarap konser-konser besar di tanah air memiliki kompleksitas tinggi mengingat banyak pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Lantas bagaimana strategi Anas Alimi menghadapi situasi yang sangat dinamis di setiap keadaan? Simak obrolan Anas Alimi dengan Wisnu Nugroho di @Beginu Season 5 Episode 8 hanya di Youtube Kompas.com! Dengarkan podcast BEGINU di Spotify melalui https://bit.ly/beginupodcast #beginu #wisnunugroho #anasalimi #theistiqomah #kcm #jernihkanharapan

Sambo mengaku percaya diri dalam membuat skenario tembak menembak untuk mengaburkan fakta kematian Brigadir Yosua Hutabarat.

Ferdy Sambo bersaksi untuk 3 mantan anak buahnya yang kini menjadi terdakwa perintangan penyidikan pembunuhan Yosua.

Sambo percaya diri skenarionya dapat menutupi peristiwa penembakan Yosua.

Momen Ketua Majelis Hakim Ahmad Suhel mengaku sempat tidak enak hati menunda sementara persidangan karena tak tahan buang air kecil