Nila mengatakan, hal ini terjadi karena udara yang mereka hirup tercemar abu vulkanik dari Gunung Agung.

Hari Rabu (1/11) umat Hindu di Bali merayakan hari suci galungan. Tidak semua beruntung merayakan hari besar keagamaan ini bersama keluarga. Warga di Denpasar misalnya, merayakan galungan di posko pengungsian. Sementara itu, di Karangasem, Bali, Pur

Pengungsi yang dipulangkan terutama yang berasal dari desa-desa di luar radius bahaya.

Perpanjangan masa keadaan darurat ini adalah yang ketiga kalinya sejak Gunung Agung dinaikkan status menjadi Awas.

Kemenkop dan UKM memberikan bantuan berupa 500 paket buku anak-anak yang diserahkan Bintang Puspayoga.