Pendeta itu divonis bersalah menggelapkan uang milik gereja. Namun ada pula yang menyuarakan bahwa kasus itu merupakan rekayasa pemerintah, karena sang pendeta menolak penurunan salib dari gereja.
Pendeta Yunus Abraham Liunesi mengatakan, kehadiran karaoke tersebut di Kuanino telah menggangu gereja dengan tidak memperhatikan moral umat di gereja tempat ia layani.
Hidup Friedrich Silaban terbilang cemerlang dan gemilang. Penganut Kristen Protestan dan anak seorang pendeta miskin itu telah melahirkan berbagai bangunan modern pada masanya hingga kini menjadi bangunan bersejarah.