BELUM berhasilnya pemerintahan setelah Reformasi 1998 untuk memberikan arah menuju perekonomian dengan fondasi yang kuat bukan karena pemerintah kurang bekerja.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Selasa siang, menggelar rapat kabinet paripurna untuk membahas persiapan musyawarah perencanaan pembangunan nasional tahun anggaran 2015.
Pria Norwegia ternyata kelompok lelaki yang paling bersedia turun tangan membantu pekerjaan rumah tangga. Sebaliknya, pria Jepang adalah yang paling jarang mau membantu urusan pekerjaan "tak berbayar" itu.
Ketua Umum DPP APERSI versi Munas Pontianak, Eddy Ganefo, menyatakan ada beberapa pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan oleh pemerintah. Pekerjaan rumah pertama adalah bank tanah yang dianggapnya hanya pencitraan.