Daerah yang saat ini belum terintimidasi secara masif oleh dampak globalisasi peritel asing adalah Bandung dan Bali. Kedua kota tersebut masih memiliki kekuatan pada konten lokal.
Pasar properti Indonesia tidak akan bernasib seperti China, Hongkong, dan Singapura. Pengetatan moneter pada 2012-2013 telah mampu mengerem laju pertumbuhan ke arah wajar dan positif.
Fenomena dalam bisnis properti di China, Singapura, dan Hongkong memang menimbulkan kekhawatiran para pelaku pasar properti di Tanah Air. Namun, mereka masih optimistis properti di Indonesia aman.
Kinerja buruk yang dialami pasar properti Singapura, juga terjadi di pasar properti China. Turbulens ditandai dengan anjloknya penjualan dan konstruksi hunian hingga 25 persen selama kuartal pertama 2014.