Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kemungkinan besar batal menggunakan teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk menghadapi hujan musim ini. Hal ini disebabkan puncak musim hujan yang semula diperkirakan terjadi pada November 2014, ternyata meleset.
Teknologi modifikasi cuaca berupa penebaran garam terus dilakukan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Namun, ketersediaan pesawat menjadi kendala.
Modifikasi cuaca diklaim mengurangi curah hujan di Jabodetabek hingga 22 persen dalam lima hari ini. Bila tak dilakukan, banjir Jakarta bisa lebih parah.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Heru Widodo, mengaku teknologi modifikasi cuaca yang sudah dilakukan belum optimal.
Jakarta dinyatakan berstatus siaga banjir, terhitung sejak 13 Januari hingga 12 Februari 2014, tertuang dalam Keputusan Gubernur Nomor 70 Tahun 2014. Terkait status itu, teknologi modifikasi cuaca (TMC) pun mendapatkan alokasi dana Rp 20 miliar.