Secara resmi, penggunaan masker kini sudah tidak diwajibkan lagi oleh pemerintah di tempat terbuka. Usai Presiden Joko Widodo mengumumkan kebijakan tersebut, masyarakat pun menyambut baik setelah 2 tahun berlindung diri di balik masker. Namun, beberapa kelompok masyarakat yang masih terbiasa menggunakan masker sebagai pelindung diri menyayangkan kebijakan pelepasan masker tersebut. Masker ternyata tidak hanya melindungi diri dari sisi kesehatan. Oleh beberapa orang masker juga dianggap sebagai bagian dari elemen mempercakap penampilan. Bebas saja, kini pilihan sudah kembali ke tangan masing-masing. Di tengah-tengah sukacita masyarakat Indonesia yang kini sudah bisa beraktivitas tanpa belenggu masker, pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Elon Musk turut menyita perhatian. Sosok Elon Musk yang sarat dengan bidang teknologi dan terkenal di kalangan generasi y dan z, ditemui dalam rangka upaya pemerintah menjalin kerjasama bisnis kenegaraan. Pertemuan tersebut lantas menjadi trending di media sosial. Hal ini seolah menyiratkan bahwa Presiden Joko Widodo tengah berupaya untuk meninggalkan beberapa “good legacy” usai tak lagi menjabat. Tidak ada salahnya untuk meninggalkan “legacy” asalkan memang memberikan manfaat luas yang berkelanjutan. Tentu, masyarakat akan mengenangnya sebagai citra yang baik. Simak obrolan lengkapnya bersama Amir Sodikin, News Managing Editor Kompas.com dan Cindy Sistyarani Jurnalis Kompas TV di Ruang Jernih Episode 19. 0:00 Intro 1:00 Jokowi Memperbolehkan lepas masker 16:17 Korea Utara Darurat Covid-19 21:29 Pertemuan Jokowi dan Elon Musk #kcm #amirsodikin #ruangjernih #JernihkanHarapan

Terdakwa kasus pembunuhan berencana Kuat Ma'ruf tampak melepas masker saat dengarkan hakim membacakan vonis di Pengadilan..

Italia sudah meninggalkan aturan mewajibkan penggunaan masker di area publik seperti bar, restoran, museum, dan supermarket sejak 1 Mei 2022.

Lima berita dan informasi terpopuler edisi 18 Mei 2022

Kasus Covid-19 diprediksi akan meningkat sekitar 40.000-60.000 hingga awal Februari 2022. Hal ini disampaikan oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi.