Sejumlah lembaga survei dinilai telah berbuat curang dalam proses hitung cepat alias quick count untuk Pemilu Presiden 2014. Kecurangan disebut terkait dengan waktu dimulainya penayangan hasil hitung cepat tersebut. Kecaman pun terlontar bahkan dari warga
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, yakin benar dengan hasil hitung cepat yang dilakukan lembaganya. Indikator menunjukkan kemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla dengan 52,95 persen.
Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro menyayangkan dua pasang capres cawapres saling mengklaim kemenangan di dalam Pilpres 2014. Hal itu bisa membuat rakyat gamang.
Komisi Informasi Pusat (KIP) mengimbau kepada seluruh lembaga survei yang telah mengumumkan hasil hitung cepat Pilpres 2014 membuka sumber dana pembiayaan dan metodologi penelitian kepada publik.