Pelaksana Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro menyatakan, selisih nilai tukar di pasar spot dan pasar antarbank tergolong lebar.
Langkah Bank Indonesia (BI) mengerek BI rate hingga angka 7 persen, ternyata, tak cukup ampuh menopang rupiah. Alih-alih semakin menguat, rupiah justru semakin loyo.
Indeks saham dan kurs rupiah masih saja jeblok meski pemerintah telah meluncurkan paket kebijakan ekonomi pada pekan lalu. Namun, Menteri Keuangan Chatib Basri membantah pasar merespons negatif paket kebijakan itu.
Kendati nilai rupiah terjun anjlok menyentuh level Rp 11.000 per 1 Dolar AS pada hari ini dan kondisi bursa gonjang-ganjing, sektor properti dinilai masih menunjukkan prospek positif.