Sertifikasi tenaga lokal untuk jasa konstruksi menjadi perhatian Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) jelang MEA tahun depan. Sertifikasi dinilai bisa meningkatkan daya saing jasa konstruksi Indonesia dengan negara lain.
Biaya konstruksi untuk membangun gedung atau properti komersial di daerah sangat mahal. Di Banjarmasin, ongkos konstruksi mencapai nilai Rp 5 juta hingga Rp 7 juta per meter persegi.
Nama-nama besar dari negeri ginseng, Korea Selatan, ikut membidani lahirnya properti-properti dan karya konstruksi bermutu di Indonesia. Bahkan, sebagian dari karya tersebut termasuk dalam jajaran elite alias properti Grade A.
Masih rendahnya kualitas dan terbatasnya kemampuan kontraktor Indonesia, memicu kekhawatiran pasar konstruksi Nasional akan dikuasai kontraktor asing saat AFTA 2015 berlaku.