Kemarahan Presiden Jokowi kepada PLN karena pemadaman listrik di sebagian wilayah Pulau Jawa menjadi berita populer Kompas.com, Selasa pagi ini.

Pengamat Politik menilai sikap Jokowi yang tak mengucapkan selamat pada saat perayaan HUT Ke-11 Nadem sebagai tanda bahwa orang nomor satu di Indonesia itu marah besar kepada Surya Paloh.

Umumnya, kemarahan merupakan ungkapan seseorang yang mengalami kekesalan akan sesuatu. Beberapa di antaranya ada yang meluapkannya dalam bentuk verbal maupun non-verbal. Namun yang perlu digarisbawahi, kemarahan umumnya berakar pada kesedihan. Hal tersebut mungkin yang dirasakan oleh Presiden RI Joko Widodo beberapa hari lalu ketika meluapkan kemarahannya soal barang-barang impor para pembantunya. Memang sudah semestinya jajaran pemerintah yang membantu kerja presiden, memberikan hasil solutif demi menjaga ketersediaan barang dalam negeri sehingga kebijakan impor dapat diminimalisasi. Energi kemarahan di depan publik juga menjadi tontonan dunia pada malam penganugerahan Piala Oscar beberapa hari lalu. Saat itu, adalah Will Smith yang menjadi sorotan ketika menampar Chris Rock yang melontarkan candaan soal potongan rambut sang istri, Jada Pinkett Smith. Bagi Will, Chris tidak selayaknya bercanda seperti itu, karena Jada memiliki alopecia sehingga mengalami kerontokan rambut. Karena berakar pada kesedihan, marah kerap berakhir dengan tangis. Temukan kesedihanmu di antara marahmu agar bisa lebih terkendali. Di Ruang Jernih, bersama Pemimpin Redaksi Kompas.com Wisnu Nugroho dan Jurnalis Kompas TV Cindy Sistyarani akan mengulas kemarahan dan apa yang menjadi keseruan sepekan terakhir. Ikuti obrolan Rabu seru bersama Ruang Jernih yang tayang Live di Instagram pukul 19.00 WIB dan dapat Anda nikmati kembali di YouTube setiap Jumat. #kcm #wisnunugroho #ruangjernih #jernihkanharapan 0:00 Intro 2:36 Jokowi marah-marah soal barang impor 06:59 Menteri-menteri yang ditegur Jokowi 12:01 Daftar barang yang Impor RI 17:16 Kemarahan Will Smith, tampar Chris Rock di Oscar 2022

Jokowi sebut hampir semua negara di dunia alami kontraksi ekonomi, karena krisis energi, krisis finansial, dan krisis pangan.

Dua momen kemarahan Jokowi kepada jajarannya dinilai bisa menjadi alasan untuk “reshuffle”.