Untuk pertama kali, harga hunian di London, Inggris, turun, setelah selama dua tahun terakhir mengalami lonjakan tajam sebesar 25 persen. Penurunan harga ini dipicu oleh melemahnya permintaan yang mengakibatkan perlambatan pasar properti Inggris.
Akselerasi pertumbuhan harga rumah di London, selama dua tahun terakhir, telah membuat nilai rumah lebih tinggi 18 kali ketimbang penghasilan pekerja penuh waktu di Inggris dalam setahun.
Setelah selama lima tahun terpuruk akibat krisis finansial global, Belanda mampu bangkit. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan harga rumah di hampir seluruh kota selama enam bulan pertama 2014.
Pemerintah perlu semakin fokus pada pembangunan pola hunian vertikal atau rusun. Jika dijalankan, solusi ini pun memakan banyak waktu. Butuh transisi, bukan revolusi.
Harga rumah Tiongkok jatuh selama Agustus 2014 lalu, atau lebih rendah dibanding harga pada bulan sebelumnya. Hal ini disebabkan aksi pemerintah lokal yang melonggarkan kebijakan pembatasan pembelian untuk menopang kinerja penjualan.