Seorang pria paruh baya bertubuh tambun berdiri di depan salah satu wisma di Gang Dolly, Selasa (17/6/2014). Dia mempersilakan para lelaki yang melintas di Gang Dolly pada malam itu untuk mampir dan melihat-lihat perempuan yang dipajang di etalase wisma.
Berpuluh-puluh tahun buka 24 jam hingga dibatasi hanya 16 jam, yaitu pukul 09.00 Wib sampai pukul 01.00 hari berikutnya, pada tahun 2011, membuat perputaran uang di lokalisasi prostitusi Dolly menjadi salah satu mesin ekonomi Surabaya.
Jumlah PSK di kawasan Dolly tidak pasti, kadang naik terkadang juga berkurang. Menurut Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, sebagian besar PSK yang ada di kawasan itu bukanlah warga Kota Surabaya.
Rabu (18/6/2014) ini bakal menjadi hari yang bersejarah bagi warga Surabaya dan dunia prostitusi. Sebab, lokalisasi yang konon terbesar di Asia Tenggara, yakni lokalisasi Dolly, ditutup oleh pemerintah Kota Surabaya.