Pengamat politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Burhanuddin Muhtadi, menilai, ada perbedaan mendasar pada cara pandang demokrasi dua calon presiden, Prabowo Subianto dan Joko Widodo.
Dari beberapa sisi, tabloid Obor Rakyat yang menghebohkan masyarakat belakangan ini karena kampanye negatifnya yang intensif terhadap calon presiden Joko Widodo jelas tidak dapat diidentifikasi sebagai pers, apalagi pers yang profesional.
Calon presiden Joko Widodo menyebut demokrasi yang sesunguhnya adalah mendengar suara rakyat. Ia pun mengingatkan bahwa pemimpin harus sering turun ke rakyat untuk mendengar suaranya.