Menurut Sultan, jika tidak hati-hati, konsekuensinya, 50 sampai 100 tahun lagi akan lahir anak-anak denan dialog-dialog bahasa Indonesia, dan bahasa ibu sudah mulai hilang.
Revolusi mental itu sebenarnya kembali agar orang itu bisa mengembangkan akal budi, dan bisa memelihara kerja sama sehingga bisa menciptakan, menghasilkan, memelihara, memanfaatkan, dan menikmati kebudayaan.
Penggunaan bahasa Jawa sebagai bahasa komunikasi setiap hari Kamis di lingkungan Pemprov Jateng terus digalakkan. Untuk pertama kalinya, rapat paripurna DPRD Jawa Tengah diselenggarakan dengan menggunakan bahasa Jawa, Kamis (20/11/2014).