Sejak dibangun hingga rampung pada 1862, gereja ini tidak menggunakan paku besi. Semuanya dibuat menggunakan kayu, bahkan hingga sekrup dan ornamen-ornamen mungil lainnya.
Bjarke Ingels, arsitek berkebangsaan Denmark, secara filosofis mendefinisikan kembali bagaimana seorang arsitek dan kantor arsitektur harus merespon perubahan di sekitarnya.
Augmented reality atau realitas tertambah belum disambut baik oleh para arsitek. Padahal, teknologi ini memberikan visualisasi dan informasi lebih menarik bagi karya arsitektur.
Melimpahnya sinar matahari di dalam ruangan menjadi ciri kantor ini. Dengan lantai berbahan kaca yang bisa meneruskan cahaya dari jendela di ruangan lain, tak satu lantai pun kekurangan cahaya matahari meski terdiri dari lima lantai.
Memanfaatkan lahan seluas 17 hektar, seluruh lahan ini ditanami beberapa varietas tanaman bambu. Inilah labirin raksasa yang isinya terdiri dari 120.000 varietas bambu. Terbesar di dunia?