Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Peristiwa Sejarah Bisa Terulang?

Kompas.com - 12/09/2023, 08:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Suatu peristiwa dapat digolongkan sebagai peristiwa sejarah apabila bersifat unik dan mempunyai pengaruh besar dalam kehidupan.

Peristiwa sejarah dipandang sebagai peristiwa yang unik karena hanya terjadi satu kali dan tidak mungkin terulang dengan bentuk yang sama persis.

Karena sejarah selalu berkaitan dengan ruang dan waktu, hanya ada satu hal yang dapat terjadi berulang kali.

Dalam sejarah yang dapat terjadi berulang kali adalah pola sebuah peristiwa, yang disebut pengulangan dalam sejarah.

Baca juga: Mengapa Dimensi Spasial dalam Sejarah Disebut Dimensi Ruang?

Contoh pengulangan dalam sejarah

Pengulangan dalam sejarah adalah peristiwa yang pernah terjadi di masa lalu terjadi lagi pada masa berikutnya.

Meski terdapat pengulangan dalam sejarah, pelaku, tempat, dan waktunya pasti selalu berbeda, hanya pola peristiwanya saja yang terulang.

Salah satu contoh pengulangan sejarah di Indonesia adalah aksi demonstrasi mahasiswa Indonesia yang menuntut mundur Presiden Soekarno (1966) dan Presiden Soeharto (1998).

Pola dari dua persitiwa itu memiliki kesamaan, yakni demonstrasi menuntut mundurnya presiden Indonesia yang dianggap tidak bisa menangani permasalahan yang terjadi, seperti krisis politik dan terpuruknya ekonomi.

Baca juga: Arti Nilai-Nilai Pancasila Bersifat Subjektif dan Objektif

Akan tetapi, waktu terjadinya peristiwa tersebut memiliki perbedaan, yakni tahun 1966 untuk menuntut lengsernya Presiden Soekarno dan pada 1998 menuntut Presiden Soeharto mundur.

Pada prinsipnya, peristiwa sejarah tidak bisa terulang secara persis dengan peristiwa yang terjadi di masa lalu atau dikatakan bersifat unik.

Dalam sejarah yang dapat terjadi berulang kali hanya pola sebuah peristiwa saja.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Mengapa Sarekat Islam Dibubarkan?

Mengapa Sarekat Islam Dibubarkan?

Stori
Jukung, Perahu Tradisional Masyarakat Banjar

Jukung, Perahu Tradisional Masyarakat Banjar

Stori
Pendapat H Kern Mengenai Asal-usul Bangsa Indonesia

Pendapat H Kern Mengenai Asal-usul Bangsa Indonesia

Stori
Sejarah Candi Pringtali yang Berbentuk Seperti Tugu

Sejarah Candi Pringtali yang Berbentuk Seperti Tugu

Stori
Siapa Itu Abel Tasman?

Siapa Itu Abel Tasman?

Stori
Penyebab Berakhirnya Demokrasi Liberal

Penyebab Berakhirnya Demokrasi Liberal

Stori
Candi Tebing Tegallinggah, Pertapaan yang Belum Selesai Dibangun

Candi Tebing Tegallinggah, Pertapaan yang Belum Selesai Dibangun

Stori
Menilik Kawasan Elite di Hindia Belanda pada Masa Kolonial

Menilik Kawasan Elite di Hindia Belanda pada Masa Kolonial

Stori
Sejarah Candi Tebing Kerobokan di Bali

Sejarah Candi Tebing Kerobokan di Bali

Stori
Sejarah Memphis, Kota Peradaban Mesir Kuno

Sejarah Memphis, Kota Peradaban Mesir Kuno

Stori
Negara Israel Nyaris Didirikan di Kenya

Negara Israel Nyaris Didirikan di Kenya

Stori
Chaim Weizmann, Presiden Pertama Israel

Chaim Weizmann, Presiden Pertama Israel

Stori
Tujuan Pemberontakan Andi Azis

Tujuan Pemberontakan Andi Azis

Stori
Mengapa Sarekat Islam Terbagi Menjadi Dua?

Mengapa Sarekat Islam Terbagi Menjadi Dua?

Stori
Welfare State, Sebuah Konsep Negara Kesejahteraan Asal Jerman

Welfare State, Sebuah Konsep Negara Kesejahteraan Asal Jerman

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com