KOMPAS.com – Pada 12 Februari 1942, militer Jepang menyerbu Hindia Belanda melalui Sumatera Selatan.
Tentara Belanda yang berjaga di lokasi itu bukannya bertempur mempertahankan wilayah jajahannya, tetapi justru lari terbirit-birit.
Tidak butuh waktu lama, pasukan militer Jepang segera bergerak menuju Bengkulu.
Mereka mengetahui bahwa tokoh besar pergerakan kemerdekaan Indonesia, Soekarno, diasingkan di sana.
Soekarno kala itu adalah bagian penting dari segala kepentingan Jepang datang ke Indonesia, yaitu mengusir Belanda dan mengambil alih kuasa.
Bermodalkan kalimat “saudara tua”, Jepang mencoba meyakinkan tokoh pergerakan Indonesia bahwa imperialisme Belanda segera berakhir.
Baca Juga: Mengapa Belanda Menyerah Kepada Jepang?
Lambat laun, tabiat Jepang mulai disadari para tokoh pergerakan. Secara umum, Jepang hanya ingin memanfaatkan Indonesia di tengah kemelut Perang Pasifik.
Para tokoh pergerakan lalu mulai menyusun rencana merdeka yang melahirkan dua corak perjuangan yang saling melengkapi, yaitu secara kooperatif dan nonkooperatif.
Soekarno kala itu memilih jalan kooperatif sebagai corak perjuangannya memerdekakan Indonesia. Oleh karena itu, Soekarno banyak terlibat dalam pemerintahan kolonial Jepang.
Berikut ulasan peran Soekarno pada masa penjajahan Jepang.
Baca juga: Keruntuhan Hindia Belanda 1940-1942
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.