Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Penemuan Kopi Robusta

Kompas.com - 28/05/2023, 06:00 WIB
Susanto Jumaidi,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Robusta merupakan spesies kopi yang menjadi saingan berat dari spesies kopi arabika yang saat ini menguasai pasar global.

Banyak istilah dalam penyebutan spesies kopi ini selain dengan robusta, yaitu konilon, nganda, koillou/quillou, dan masih banyak lagi.

Hal lain yang membedakan robusta dengan arabika adalah proses budidaya robusta harus melalui proses penyerbukan silang, sedangkan arabika dapat menyerbukkan sendiri. 

Baca juga: Sejarah Penyebaran Minuman Teh dan Industrinya

Awal Penemuan Robusta

Spesies kopi robusta kali pertama ditemukan di hutan lembab yang berada di dataran rendah Afrika, di sebuah lokasi di antara Guinea, Uganda, dan Angola.

Tidak diketahui secara pasti kapan spesies ini muncul. Namun budidaya spesies robusta telah berlangsung sejak tahun 1870 di Kongo.

Budidaya kopi di Kongo kala itu menggunakan bahan yang berasal dari wilayah Sungai Lomami atau Sungai Zaire, yang sekarang dikenal sebagai Republik Demokratik Kongo.

Benih ini dinamai dengan kouillou, nama ini kemudian lambat laun secara natural berubah menjadi conilon karena perbedaan dialek ketika diperkenalkan ke Brasil.

Pada tahun 1895, seorang ahli botani bernama Louis Pierre mulai melirik spesies ini. Pada tahun 1898, Edouard Luja mulai melakukan penelitian lebih lanjut.

Kongo dan Belgia kala itu menjadi pusat penangkaran ribuan benih kopi spesies robusta yang telah melahirkan bermacam varietas.

Baca juga: Sejarah Wedang Uwuh, Minuman Raja untuk Semua Kasta

Penyebaran Kopi Robusta

Memasuki abad ke-20, Robusta telah menyebar luas ke berbagai wilayah di dunia. 

Dari Belgia, biji kopi robusta kemudian menyebar ke Indonesia. Bermula di Jawa, secara cepat biji robusta menyebar luas ke wilayah-wilayah lain di Hindia Belanda.

Bibit robusta di Indonesia kemudian dibawa ke India, selanjutnya dibawa juga ke Afrika Selatan pada tahun 1910.

Penyebaran selanjutnya adalah ke Amerika Latin dan ke Brazil, di Amerika Tengah robusta juga masuk melalui Guatemala pada tahun 1930-1935. Ke depannya semakin meluas ke berbagai negara.

Robusta termasuk spesies yang cepat menyebar jika dibandingkan dengan spesies Arabika, dan diterima oleh berbagai belahan dunia.

Baca juga: Sejarah Es Teh Manis di Dunia, Sudah Populer Sejak Abad ke 20 

Alasan robusta dapat menyebar lebih cepat khususnya di Asia Tenggara, karena spesies ini tergolong lebih tahan lama dibanding arabika.

Selain itu, robusta dapat mudah tumbuh di berbagai kontur dan ketinggian tanah, mulai dari 50 – 1500 meter di atas permukaan laut.

Saat ini, negara-negara yang terletak di Asia dan Oseania secara kolektif merupakan produsen robusta terbesar.

Pada tahun 2020-2021, Asia dan Oseania menghasilkan 60 persen dari keseluruhan total produksi dunia, diikuti oleh Amerika Selatan, yang memproduksi 28 persen porsi robusta dunia.

Baca juga: Sejarah Singkat Kopi dan Pelarangannya 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com