KOMPAS.com - Robusta merupakan spesies kopi yang menjadi saingan berat dari spesies kopi arabika yang saat ini menguasai pasar global.
Banyak istilah dalam penyebutan spesies kopi ini selain dengan robusta, yaitu konilon, nganda, koillou/quillou, dan masih banyak lagi.
Hal lain yang membedakan robusta dengan arabika adalah proses budidaya robusta harus melalui proses penyerbukan silang, sedangkan arabika dapat menyerbukkan sendiri.
Baca juga: Sejarah Penyebaran Minuman Teh dan Industrinya
Spesies kopi robusta kali pertama ditemukan di hutan lembab yang berada di dataran rendah Afrika, di sebuah lokasi di antara Guinea, Uganda, dan Angola.
Tidak diketahui secara pasti kapan spesies ini muncul. Namun budidaya spesies robusta telah berlangsung sejak tahun 1870 di Kongo.
Budidaya kopi di Kongo kala itu menggunakan bahan yang berasal dari wilayah Sungai Lomami atau Sungai Zaire, yang sekarang dikenal sebagai Republik Demokratik Kongo.
Benih ini dinamai dengan kouillou, nama ini kemudian lambat laun secara natural berubah menjadi conilon karena perbedaan dialek ketika diperkenalkan ke Brasil.
Pada tahun 1895, seorang ahli botani bernama Louis Pierre mulai melirik spesies ini. Pada tahun 1898, Edouard Luja mulai melakukan penelitian lebih lanjut.
Kongo dan Belgia kala itu menjadi pusat penangkaran ribuan benih kopi spesies robusta yang telah melahirkan bermacam varietas.
Baca juga: Sejarah Wedang Uwuh, Minuman Raja untuk Semua Kasta
Memasuki abad ke-20, Robusta telah menyebar luas ke berbagai wilayah di dunia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.