Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Berdirinya Masjid Nabawi

Kompas.com - 28/05/2023, 00:15 WIB
Susanto Jumaidi,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Masjid Nabawi merupakan masjid yang menjadi saksi bisu dari perjuangan dakwah Nabi Muhammad SAW.

Masjid Nabawi kala itu terletak di tengah-tengah perkampungan (jauf al-Madinah), sehingga memainkan peran penting dalam menggalang persatuan umat muslim.

Masjid yang terletak di kota Madinah ini dulunya tidak saja sebagai tempat shalat, tahajud, atau i'tikaf semata, lebih jauh menjadi pusat segala aktivitas keislaman masa itu.

Melalui masjid inilah peradaban Islam lambat laun mulai tersusun dan terbentuk menjadi landasan perkembangan agama Islam.

Baca juga: Sejarah Masjid Pertama di Dunia

Rasulullah Hijrah ke Madinah

Nabi Muhammad yang semulanya memusatkan dakwah di kalangan masyarakat Makkah kemudian memutuskan hijrah ke Madinah.

Peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad ke Madinah ditengarai beberapa sebab.

Dikutip dari Islam dan Pembebasan karya Engineer (2007), mulanya ajaran Nabi Muhammad ditolak keras oleh masyarakat Makkah karena bertentangan dengan tatanan sosial masyarakat Makkah.

Di Makkah, ketika Rasulullah lahir, kondisi sosial ekonomi masyarakat Makkah sedang berada di fase penguatan strata sosial dan geliat monopoli perdagangan.

Baca juga: Masjid Quba, Masjid Pertama yang Dibangun Rasulullah

Tentunya hal ini bertentangan dengan ajaran-ajaran Islam yang dibawa Nabi Muhammad dengan muatan kesetaraan. Karenanya ajaran nabi sulit untuk diterima.

Di Madinah tidak demikian. Dinamika sosial masyarakatnya tidak sekuat di Makkah, sistem kekuasaan di Madinah tidak terikat pada kaum bangsawan.

Melihat karakteristik sosial masyarakat yang berbeda di antara kedua kota tersebut, Rasulullah kemudian memilih hijrah ke Madinah sebagai alternatif dakwah Islamnya.

Baca juga: Kondisi Masyarakat Arab Jahiliyah

Madinah dan Pendirian Masjid Nabawi

Setibanya Rasulullah di Madinah, ia kemudian membeli sebidang tanah milik dua orang anak yatim, yaitu Sahal dan Suhail bin Amir.

Di atas tanah yang dulunya sebagai tempat kedua anak yatim menjemur kurma inilah Nabi Muhammad mendirikan Masjid Nabawi beserta dengan rumahnya.

Tidak menunggu lama, untuk mempercepat dakwah, Nabi bersama sahabat lainnya mendirikan pondasi masjid dengan sederhana.

Pondasi masjid dibangun dengan bahan batuan dibangun berbentuk persegi dengan luas 1.200 m2, kemudian dindingnya menggunakan bata lumpur, tanpa lantai.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kenapa Tan Malaka Dieksekusi Mati oleh Tentara?

Kenapa Tan Malaka Dieksekusi Mati oleh Tentara?

Stori
Manusia Purba Pertama yang Memanfaatkan Api

Manusia Purba Pertama yang Memanfaatkan Api

Stori
Pengaruh Islam dalam Bidang Seni Tari dan Musik

Pengaruh Islam dalam Bidang Seni Tari dan Musik

Stori
Runtuhnya Kerajaan Yerusalem

Runtuhnya Kerajaan Yerusalem

Stori
Isi Piagam PBB

Isi Piagam PBB

Stori
Romukyokai, Panitia Pengelola Romusha

Romukyokai, Panitia Pengelola Romusha

Stori
Mengapa Imam Hanafi Mendapat Gelar Ahlul Ra'yi?

Mengapa Imam Hanafi Mendapat Gelar Ahlul Ra'yi?

Stori
Sejarah Salam Tempel, Tradisi Bagi Uang Saat Lebaran

Sejarah Salam Tempel, Tradisi Bagi Uang Saat Lebaran

Stori
Upacara Melasti, Ritual Penyucian Diri untuk Menyambut Nyepi

Upacara Melasti, Ritual Penyucian Diri untuk Menyambut Nyepi

Stori
Strategi Perang Parit pada Perang Dunia I

Strategi Perang Parit pada Perang Dunia I

Stori
10 Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

10 Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

Stori
Sejarah Persiapan Kemerdekaan Indonesia

Sejarah Persiapan Kemerdekaan Indonesia

Stori
Peran Adolf Hitler dalam Perang Dunia II

Peran Adolf Hitler dalam Perang Dunia II

Stori
Tumpek Krulut, Hari Kasih Sayang Umat Hindu Bali

Tumpek Krulut, Hari Kasih Sayang Umat Hindu Bali

Stori
Alasan Perekonomian Mataram Kuno Tidak Bergantung pada Sektor Maritim

Alasan Perekonomian Mataram Kuno Tidak Bergantung pada Sektor Maritim

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com