Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peninggalan Megalitik di Negeri Seribu Megalit Sumatera Selatan

Kompas.com - 07/05/2023, 15:00 WIB
Susanto Jumaidi,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Megalit merupakan salah satu bentuk kebudayaan, berupa batu khusus sebagai peninggalan manusia pada zaman prasejarah atau zaman kuno.

Megalit dapat berupa monolit (batu tunggal), dolmen (batu horizontal yang ditopang oleh dua atau lebih batu tegak), menhir (batu tegak), atau dalam bentuk berkaitan dengan kehidupan.

Megalitikum adalah periode dalam sejarah manusia yang ditandai dengan penggunaan batu-batu besar dalam konstruksi dan seni. Periode ini terjadi sekitar 4.000 hingga 2.500 tahun SM.

Di Indonesia, situs-situs megalitikum banyak ditemukan di wilayah Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, dan sekitarnya.

Oleh karena itu, Lahat dinobatkan sebagai kabupaten pemilik situs megalitik terbanyak di Indonesia, sehingga dijuluki sebagai Negeri Seribu Megalit.

Baca juga: Zaman Megalitikum: Peninggalan, Sejarah, Ciri, dan Kepercayaan

Persebaran situs megalit di Kabupaten Lahat

Pada 2012, Lahat dikukuhkan dalam rekor Muri sebagai kabupaten pemilik situs megalit terbanyak di Indonesia.

Megalit di Situs Tinggi Hari I lahatkab.go.id Megalit di Situs Tinggi Hari I

Pada 2002, di Lahat telah ditemukan situs megalit sebanyak 67 dengan seribu lebih artefak, tentunya ada penambahan lagi karena masih dilakukan penelitian lanjut.

Situs megalitik di Kabupaten lahat banyak ditemukan di wilayah-wilayah dataran tinggi, semisal situs megalit Tinggi Hari.

Beberapa situs megalit di kabupaten lahat adalah Situs Tanjung Sirih, Situs Pulaupanggung, Situs Rindu Hati, Situs Tinggihari 1, Arca Macan Situs Pagaralam Pagargunung, Situs Kotaraya Lembak, Situs Gunung Megang, dan sebagainya.

Setiap situs memiliki ciri khas masing-masing. Misalnya, di Situs Pulaupanggung terdapat benda megalit berupa patung gajah yang ditunggangi.

Baca juga: Tradisi Megalitik: Asal-usul, Pembagian, dan Peninggalan

Jenis batu yang menjadi dasar seni zaman megalit di Lahat, menurut penelitian arkeologi, merupakan batu dari muntahan perut bumi.

Selaras dengan itu, wilayah-wilayah situs megalit ini ada di kawasan perbukitan dan gunung-gunung yang sangat mungkin berasal dari letusan gunung yang kemudian terpencar.

Batu yang tersebar ini kemudian digunakan oleh manusia-manusia praaksara sebagai objek pengekspresian seni dan budaya yang melahirkan berbagai macam bentuk megalit.

Baca juga: 10 Bangunan Megalitikum yang Ditemukan di Indonesia

Batu Lawanggiwang.sumselprov.go.id Batu Lawang

Corak megalit di Kabupaten Lahat

Corak megalit yang melekat pada situs-situs megalitikum di Kabupaten Lahat pernah dikaji oleh beberapa peneliti sejak masa kolonial.

L. Ullmann dalam artikelnya Hindoe – Belden in Binnenlanden van Palembang yang ditulis pada 1850, mengemukakan bahwa situs megalit itu peninggalan masa Hindu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com