Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peristiwa Mei 1998: Demonstrasi, Kriminalitas, dan Reformasi

Kompas.com - 07/05/2023, 13:00 WIB
Susanto Jumaidi,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Peristiwa Mei 1998 menjadi memori kolektif bagi masyarakat Indonesia, ditandai dengan berakhirnya Orde Baru dan terjadinya berbagai kerusuhan yang melatarbelakanginya.

Lengsernya Soeharto pada Kamis, 21 Mei 1998, merupakan puncak dari tuntutan massa yang menggelar aksi selama bulan Mei 1998.

Di samping tercapainya cita-cita melengserkan hegemoni politik Soeharto yang berkuasa selama 32 tahun, peristiwa Mei menyisakan fakta kelabu.

Upaya melengserkan Soeharto dan mengakhiri Orde Baru harus ditempuh dengan tragedi-tragedi pilu, mulai aksi demonstrasi hingga kriminalitas.

Akibat dari rentetan aksi dalam upaya reformasi, sebanyak 1.190 nyawa melayang, 53 perempuan dilecehkan, pembakaran serta penjarahan toko, dan terjadinya berbagai kejadian pilu lainnya.

Baca juga: Kronologi Kerusuhan Mei 1998

Kriminalitas dan Reformasi dalam kemelut demonstrasi

Sebelum terjadinya demonstrasi di kota-kota besar, telah lebih dulu berlangsung aksi di Medan yang dilakukan mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) pada April 1998.

Aksi demonstrasi ini berakhir dengan kerusuhan yang beringas antara aparat keamanan dan massa.

Sejumlah kendaraan terbakar dalam kerusuhan ini. Akibatnya, USU diliburkan pada 29-7 Mei 1998.

Kerusuhan yang terjadi di Sumatera Utara ini juga memancing lahirnya aksi-aksi yang lebih besar di berbagai kota di Indonesia.

Pascademonstrasi ini, terjadi aksi penjarahan toko-toko yang berlangsung sejak tanggal 2 Mei di Kota Medan.

Penjarahan ini berkembang dan berlanjut ke berbagai daerah di Sumatera Utara, misalnya di Simalungun pada 7 Mei, di Tebing Tinggi selama 5-6 Mei, Deli Serdang, dan lainnya.

Baca juga: Penyebab Kerusuhan Mei 1998

Peristiwa yang paling memicu kericuhan di Indonesia adalah aksi penembakan yang dilakukan oleh aparat keamanan terhadap empat mahasiswa Trisakti dalam aksi demonstrasi pada 12 Mei 1998.

Peristiwa itu menyulut kemarahan dari kalangan mahasiswa sehingga melahirkan gerakan demonstrasi yang lebih luas lagi.

Di Palembang, aksi demonstrasi dilakukan oleh mahasiswa selama dua hari, yaitu 13-14 Mei 1998, untuk menyatakan tuntutan di DPRD Palembang.

Sama halnya dengan aksi lainnya, demonstrasi ini pun melahirkan aksi kerusuhan dan kriminalitas, yang khususnya menyerang para pemilik modal besar dan masyarakat etnis Tionghoa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Alasan Masa Bercocok Tanam Dianggap sebagai Tonggak Kemajuan Manusia

Alasan Masa Bercocok Tanam Dianggap sebagai Tonggak Kemajuan Manusia

Stori
Sejarah Pertempuran Selat Sunda

Sejarah Pertempuran Selat Sunda

Stori
9 Kerajaan Islam di Papua

9 Kerajaan Islam di Papua

Stori
Kenapa Tan Malaka Dieksekusi Mati oleh Tentara?

Kenapa Tan Malaka Dieksekusi Mati oleh Tentara?

Stori
Manusia Purba Pertama yang Memanfaatkan Api

Manusia Purba Pertama yang Memanfaatkan Api

Stori
Pengaruh Islam dalam Bidang Seni Tari dan Musik

Pengaruh Islam dalam Bidang Seni Tari dan Musik

Stori
Runtuhnya Kerajaan Yerusalem

Runtuhnya Kerajaan Yerusalem

Stori
Isi Piagam PBB

Isi Piagam PBB

Stori
Romukyokai, Panitia Pengelola Romusha

Romukyokai, Panitia Pengelola Romusha

Stori
Mengapa Imam Hanafi Mendapat Gelar Ahlul Ra'yi?

Mengapa Imam Hanafi Mendapat Gelar Ahlul Ra'yi?

Stori
Sejarah Salam Tempel, Tradisi Bagi Uang Saat Lebaran

Sejarah Salam Tempel, Tradisi Bagi Uang Saat Lebaran

Stori
Upacara Melasti, Ritual Penyucian Diri untuk Menyambut Nyepi

Upacara Melasti, Ritual Penyucian Diri untuk Menyambut Nyepi

Stori
Strategi Perang Parit pada Perang Dunia I

Strategi Perang Parit pada Perang Dunia I

Stori
10 Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

10 Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

Stori
Sejarah Persiapan Kemerdekaan Indonesia

Sejarah Persiapan Kemerdekaan Indonesia

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com