Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karya Al-Kindi dalam Bidang Kedokteran dan Kimia

Kompas.com - 29/04/2023, 09:00 WIB
Susanto Jumaidi,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Al-Kindi adalah salah satu ilmuwan Islam yang juga memberi sumbangsih dalam bidang kedokteran.

Al-Kindi lebih sering dikenal sebagai salah satu filsuf Islam. Meski begitu, ia juga banyak menyumbangkan pemikirannya dalam dunia keilmuwan, termasuk di bidang kedokteran.

Al-Kindi bernama lengkap Abu Yusuf bin Ishaq bin Ash-Shabah bin Imran bin Al-Asy'ats bin Qais. Ia lahir di Kufah pada kisaran tahun 802 Masehi.

Baca juga: Piri Reis, Ilmuwan Islam Bidang Peta yang Menggemparkan Dunia Modern

Ia banyak menghabiskan waktunya belajar di Kota Basrah, Baghdad, dan Kufah.

Hingga pada akhirnya, ia dinisbatkan sebagai seorang ahli di Abbasiyah pada masa Khalifah Al Ma’mun.

Pada mulanya, Al-Kindi belajar ilmu agama. Kemudian, ia mulai mempelajari filsafat, logika, matematika, musik, astronomi, fisika, kimia, geografi, kedokteran, dan terakhir teknik mesin.

Al-Kindi pun menjadi ahli dalam bidang-bidang tersebut pada masanya. Bahkan, banyak karya yang lahir dari pemikirannya.

Lahirnya seorang Al-Kindi telah memecahkan stigma pada masa klasik bahwa orang Arab memiliki peradaban dan intelektual terbelakang.

Al-Kindi lebih populer sebagai pelopor filsafat Islam, tetapi ia juga memiliki kontribusi yang besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Beberapa sumber mencatat, terdapat sekitar 230 karya berbentuk kitab yang ditulis oleh Al-Kindi tentang berbagai bidang keilmuwan.

Berikut ini karya dan sumbangan Al-Kindi pada bidang kedokteran dan kimia:

Baca juga: Ibnu al-Quff, Ilmuwan Islam Perintis Embriologi Modern

Bidang Kimia

Sembilan karyanya dalam bidang kimia menunjukkan betapa produktif dan amat pentingnya Al-Kindi bagi peradaban kala itu.

Keahliannya dalam bidang kimia memang lebih condong pada kebutuhan masyarakat kala itu, misalnya dalam dunia industri pembuatan pedang dan parfum.

Dalam salah satu risalahnya, ia menjelaskan suatu teknik menciptakan bahan pedang yang keras dengan cara mencampurkan besi dan baja dengan kadar tertentu.

Setelah dicampurkan, kedua bahan itu dipanaskan secara bersamaan dengan persentase kadar karbon 5 hingga 10 persen. Kemudian, terciptalah baja yang amat keras dan tajam.

Baca juga: Az Zarqali, Ilmuwan Muslim yang Tidak Pernah Sekolah

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com