KOMPAS.com - Iman kepada qada dan qadar adalah rukun iman keenam dalam agama Islam.
Rukun iman adalah meyakini bahwa Nabi dan Rasul merupakan utusan Allah SWT diperintahkan untuk menyampaikan kabar gembira dan ancaman kepada manusia di bumi.
Terkait iman kepada qada dan qadar, pada dasarnya, rukun iman ini merupakan sebuah takdir yang sudah dibuat oleh Allah SWT.
Akan tetapi, apa perbedaan qada dan qadar?
Baca juga: Sejarah Jumlah Rakaat Salat, dari 50 Kali Jadi 5 Waktu
Menurut bahasa, qada artinya ketetapan yang sudah dituliskan sebelum manusia diciptakan.
Adapun catatan tersebut termuat dalam kitab Lauh Mahfudz mulai dari kehidupan, kebaikan, dan kematian.
Walaupun hal ini tidak diketahui pasti kapan waktunya, tetapi kita sebagai manusia harus tetap mempersiapkannya.
Caranya adalah dengan beribadah dan menghindari setiap larangan dan menaati setiap anjuran dari Allah SWT.
Mengenai kematian, tidak ada manusia yang tahu kapan. Oleh sebab itu, dianjurkan agar setiap umat Islam selalu beribadah dengan niat tulus, ikhlas, dan hanya mengharapkan ridha Allah.
Baca juga: Sejarah Salat Jumat, Dilaksanakan Pertama Kali Tanpa Kehadiran Nabi
Menurut bahasa, qadar adalah ketentuan atau kepastian.
Sementara itu, menurut istilah, qadar berarti penentuan yang pasti dan sudah ditetapkan oleh Allah SWT.
Hal ini termasuk pada hal yang sedang terjadi atau akan terlaksana.
Oleh sebab itu, setiap umat Islam diminta untuk rajin beribadah dan berdoa.
Doa sendiri memang dipercaya dapat mengubah kehidupan seseorang.
Antara qada dan qadar memang saling berkaitan satu sama lain, bahkan dikenal sebagai takdir dari Allah SWT yang wajib dipercaya keberadaannya.
Dalam qadar, ada dua takdir yang perlu diketahui, yaitu:
Referensi: