Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Secuplik tentang Diaspora Indonesia, ada Alasan Ekonomi

Kompas.com - 29/03/2023, 23:00 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com - Diaspora Indonesia sama artinya dengan migrasi warga Indonesia ke berbagai negara tujuan.

Diaspora Indonesia selanjutnya menetap di negara-negara tujuan.

Laman Kompas.com edisi 2 Desember 2022 mencatat secuplik tentang diaspora Indonesia yang meraup keberhasilan di Amerika Serikat.

Diaspora Indonesia, Mita Kole, berhasil mendapatkan cuan dari usahanya berjualan lapis legit.

Hingga kini, Mita Kole masih menjadi guru bahasa Inggris di sebuah sekolah dasar di Chicago, AS.

Baca juga: Diaspora Indonesia Hidup di Tengah Perang Ukraina: Mati Lampu 10 Jam, Ketakutan Disetop Tentara

Diaspora Indonesia

akil Presiden Ma'ruf Amin berdialog dengan warga negara Indonesia (WNI) atau diaspora Indonesia  di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI)  Singapura, Selasa (18/10/2022) siang.Dokumentasi/BPMI Setwapres akil Presiden Ma'ruf Amin berdialog dengan warga negara Indonesia (WNI) atau diaspora Indonesia di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Singapura, Selasa (18/10/2022) siang.

Telusuran sejarah menunjukkan bahwa terjadinya migrasi warga Indonesia memang salah satunya adalah alasan ekonomi.

Para diaspora Indonesia memiliki pandangan mencari penghidupan yang lebih baik di negeri orang.

Dengan rangkaian perjuangan pahit manis, diaspora Indonesia mampu menjadi sosok-sosok yang ahli di bidang masing-masing.

Di masa digital seperti saat ini, salah satu keberhasilan diaspora Indonesia adalah di bidang teknologi digital semisal kecerdasan buatan (AI).

Kendati demikian, keahlian pada AI menambah catatan apik pada kesuksesan berbagai bidang lain dari diaspora Indonesia.

Kebutuhan tenaga ahli AI dari diaspora Indonesia menjadi catatan tersendiri tatkala digitalisasi semakin berkembang.

Laporan Future of Jobs Survey 2020 terbitan World Economic Forum (WEF) termutakhir menulis bahwa AI akan berdampak bagi 97 juta lowongan pekerjaan baru.

Ilustrasi AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan.SHUTTERSTOCK Ilustrasi AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan.

"Di Indonesia, kebutuhan ahli AI menjadi tantangan," .kata CEO dan Founder perusahaan rintisan digital Familiar AI, Prakash Narayanan.

Sementara itu, CEO dan Co-founder Tenang, Salma Dias Saraswati, malahan mengakui bahwa pihaknya banyak memanfaatkan tenaga ahli AI justru dari para diaspora Indonesia antara lain dari Eropa maupun Australia.

Selanjutnya, Patrick Yip, Managing Partner Intudo Ventures sudah beberapa kali menjadi fasiltator kepulangan diaspora Indonesia.

Program sejak 2017 itu bertajuk Pulkam.

Menurutnya, tenaga sumber daya manusia (SDM) diaspora Indonesia memiliki ilmu dan pengalaman kerja bagus.

Tenaga kerja asal diaspora Indonesia pun paham budaya lokal.

Dengan talenta itu, tenaga kerja dari diaspora Indonesia mampu berkontribusi lebih dalam mengembangkan ekosistem digital Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com