Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Rakyat Asal-usul Danau Toba

Kompas.com - 28/03/2023, 15:00 WIB
Susanto Jumaidi,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com- Danau Toba merupakan salah satu objek wisata populer yang ada di Provinsi Sumatera Utara.

Danau ini memiliki panjang kurang lebih 100 km, sedangkan lebarnya mencapai 30 km dengan kedalaman 508 meter.

Dalam cerita rakyat yang berkembang di masyarakat, destinasi wisata yang paling populer di Sumatera Utara ini lahir dari kisah sebuah keluarga.

Asal-usul Danau Toba

Dikisahkan, dahulu kala, ada seorang petani hidup di sebuah desa. Sehari-harinya, ia hidup dari hasil ladang yang dikelola.

Ladang miliknya tidaklah termat luas, tetapi hasilnya cukup untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

Baca juga: Cerita Rakyat Maluku tentang Asal Usul Danau Tolire

Suatu ketika ketika petani ini telah selesai mengerjakan tugasnya di ladang. Sebelum pulang ke rumah, ia menyempatkan diri ke sungai mencari ikan.

Bermodalkan pancing, ia mulai melemparkan umpan ke tengah sungai. Tak lama berselang, umpannya langsung disantap ikan.

Ia begitu gembira melihat ikan yang didapatkannya cukup besar dan memiliki warna sisik emas kekuningan.

Petani itu langsung melepaskan kail di mulut ikan, tetapi tiba-tiba hewan itu bersuara, “tolong jangan kau jadikan aku santapanmu, jika kau bersedia maka aku akan menemani hidupmu.”

Petani itu pun sontak terkejut mendengar ikan bisa berbicara. Ikan itu lantas jatuh ke tanah dan tiba-tiba menjelma seorang perempuan berparas cantik.

“Jangan takut petani, justru aku sangat berterima kasih padamu telah menyelamatkanku dari kutukan Dewata, maka aku bersedia dijadikan istrimu,” kata perempuan itu.

Sang petani kemudian menjadikan perempuan jelmaan itu sebagai istrinya.

Namun, mereka punya satu perjanjian, yakni sang petani tidak boleh menyebut istrinya seekor ikan. Jika janji itu dilanggark, akan terjadi bencana besar.

Setelah menikah, mereka pun memiliki seorang anak laki-laki yang agak nakal sifatnya.

Petani itu sudah mulai geram dengan sikap anaknya. Sebab, selain nakal, anak itu juga banyak sekali makan sehingga sering menghabiskan jatah makan bapaknya.

Baca juga: Cerita Rakyat Sulawesi Tenggara tentang Orang Mawasangka

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com