Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Takjil di Indonesia

Kompas.com - 26/03/2023, 16:30 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Berbagi takjil merupakan salah satu tradisi khas bulan Ramadan yang mudah dijumpai di Indonesia.

Tujuan berbagi takjil adalah agar semua umat Islam yang sedang menjalankan ibadah puasa dapat segera berbuka.

Makanan dan minuman takjil umumnya dibagikan di tepi jalan atau disediakan di masjid secara gratis.

Lantas, bagaimana sejarah takjil di Indonesia?

Baca juga: Sejarah Sahur, Berawal dari Kisah Sahabat Nabi yang Pingsan

Arti dari kata takjil

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), takjil berarti mempercepat dalam berbuka puasa.

Mengutip muhammadiyah.or.id, istilah takjil diambil dari hadis Nabi Muhammad yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, yang berbunyi, "Manusia masih terhitung dalam kebaikan selama ia menyegerakan (ajjalu) berbuka."

Dapat disimpulkan, arti takjil dalam Islam adalah perintah untuk menyegerakan berbuka puasa.

Dalam perkembangannya, masyakarat Indonesia kerap mengartikan kata takjil sebagai makanan untuk berbuka puasa.

Takjil mengalami perluasan makna, di mana tidak sedikit yang memahaminya sebagai makanan dan minuman untuk berbuka, seperti gorengan, es blewah, bahkan kurma.

Baca juga: Ragam Tradisi Membangunkan Sahur di Indonesia

Asal-usul takjil di Indonesia

Melansir muhammadiyah.or.id, catatan mengenai takjil di Indonesia dapat ditemukan dalam laporan De Atjehers, yang ditulis oleh Snouck Hurgronje pada akhir abad ke-19.

Dalam laporan tersebut, disebutkan bahwa masyarakat lokal Aceh telah mengadakan buka puasa yang disegerakan (takjil) di masjid secara beramai-ramai dengan bubur pedas.

Riwayat lain menyebut bahwa takjil menjadi salah satu sarana dakwah Wali Songo, yang menyebarkan Islam di Jawa sejak sekitar abad ke-15.

Artikel berjudul Merayakan Budaya, Berpuasa Gembira dalam Suara Muhammadiyah Nomor 10 tahun 2008 yang dikutip suaramuhammadiyah.id, menyatakan bahwa tradisi takjil dilakukan di Masjid Kauman Yogyakarta pada 1950-an.

Sejak itu, tradisi takjil terus dilestarikan oleh Muhammadiyah dan akhirnya populer di kalangan masyarakat Muslim Indonesia.

Muhammadiyah disebut memiliki peran besar dalam mempopulerkan takjil sebagai tradisi untuk menyegerakan umat Islam Indonesia dalam berbuka puasa di bulan Ramadan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com