KOMPAS.com – Kuntilanak didefinisikan sebagai makhluk astral yang dianggap sebagai lawan dari manusia.
Dalam narasi-narasi yang berkembang baik secara lisan ke lisan maupun dari tayangan perfilman, kuntilanak digambarkan sebagai makhluk yang kerap mengganggu manusia.
Praktik gangguan dari kuntilanak juga beragam, mulai dari suara-suara cekikikan yang aneh, suara tangisan, bayang-bayang, hingga menampakkan wujudnya.
Kuntilanak dalam tradisi-tradisi lisan masyarakat juga kerap disandingkan dengan suatu objek lain yang menjadi bagian dari ruang hantu itu sendiri.
Misalnya, kuntilanak diidentikkan dengan tempat yang sepi, seperti di gedung kosong bekas rumah sakit, sekolahan, dan pohon besar.
Pohon yang berukuran tinggi besar kerap kali diyakini sebagai tempat bersemayamnya kuntilanak. Apalagi, jika umur pohon tersebut digolongkan sebagai pohon tua.
Narasi lain yang mengiringi perkembangan kisah-kisah kuntilanak juga dikaitkan dengan kegelapan. Umumnya, hantu ini aktif pada waktu maghrib hingga menjelang subuh.
Baca juga: Sejarah Munculnya Kisah Kuntilanak
Dari Beragam versi dan cerita yang menyertai keseraman dalam aktivitas kuntilanak, setiap bagian-bagian dari kisahnya memiliki simbol.
Kuntilanak beserta simbol-simbolnya pernah menjadi objek kajian bagi beberapa kalangan akademisi, baik dalam maupun luar negeri.
Salah satu akademisi luar negeri yang mengkaji tentang Kuntilanak adalah seorang antropolog Jerman, Timo Duile. Hasil kajiannya yang telah dipublikasi di jurnal internasional terkemuka Leiden pada 2020.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.