Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suku Bangsa di Sumatera Selatan

Kompas.com - 23/02/2023, 18:00 WIB
Susanto Jumaidi,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Sumatera Selatan adalah provinsi yang menduduki posisi pertama sebagai wilayah terluas dan terbesar di Pulau Sumatera.

Wilayah tersebut meliputi dataran rendah yang dihuni masyarakat Kota Palembang dan sekitarnya. 

Sementara itu, dataran tingginya dihuni masyarakat Kabupaten Lahat, Muara Enim, Pagar Alam, dan sekitarnya.

Luas wilayah tersebut dihuni dengan jumlah populasi penduduk yang cukup besar, yaitu mencapai 8.551 jiwa per tahun 2021.

Jumlah populasi tersebut menempatkan Sumatera Selatan di posisi ketiga sebagai provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak ketiga di Sumatera, setelah Lampung dan Sumatera Utara.

Luas wilayah dan besarnya populasi penduduk di Sumatera Selatan, juga diiringi dengan keberagaman suku bangsa yang mendiami kawasan tersebut.

Baca Juga: Palembang Iliran dan Uluan, Apa Bedanya?

Pembentukan suku bangsa di Sumatera Selatan

Dikutip dari buku Sistem Pemerintahan Tradisional di Sumatera Selatan yang ditulis oleh Zulyani & Hari (1993), suku-suku di Sumatera Selatan sedikit berbeda dengan di Jawa dalam segi pola pembentukan suku bangsa.

Di Kabupaten Lahat misalnya, suku terbentuk dari upaya penyatuan kelompok-kelompok rumah tangga dan ikatan keluarga.

Kelompok tersebut termasuk suku juga, tetapi tergolong suku kecil. Kelompok suku-suku kecil ini juga akan membentuk kelompok lagi hingga menjadi suatu kesatuan suku yang besar.

Ditarik dari sejarahnya, sejak dulu, di Sumatera Selatan telah memiliki puluhan jumlah suku bangsa.

Berikut ini beberapa suku bangsa yang ada di Sumatera Selatan:

Suku Bangsa Besar di Sumatera Selatan

Suku Besemah

Sukubangsa Besemah, atau juga disebut Pasemah, merupakan kelompok masyarakat yang mendiami wilayah di jalur Bukit Barisan. Bukit ini membentang dari Lampung hingga Aceh.

Dahulunya suku bangsa Besemah meliputi daerah Kabupaten Lahat, Pagar Alam, sebagian Bengkulu, dan sebagian Muara Enim.

Namun, dalam perkembangannya, pengelompokkan wilayah yang termasuk suku bangsa Besemah dipersempit menjadi masyarakat yang mendiami Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan.

Dalam komunikasi sehari-harinya, mereka menggunakan huruf vokal E dalam kosakata berakhiran huruf A.

Besemah juga sering disebut-sebut sebagai suku bangsa dengan kebudayaan tua, yaitu megalitikum yang tersebar di wilayahnya.

Suku Melayu Palembang

Suku bangsa Melayu Palembang merupakan kelompok sosial yang mendiami daerah Kota Palembang dan sekitarnya atau juga dapat disebut Palembang Iliran.

Suku bangsa ini memiliki corak kebudayaan lebih modern. Dalam interaksi sehari-harinya, suku bangsa ini menggunakan huruf vokal O dalam akhiran kosa kata.

Suku bangsa Melayu Palembang juga sering disebut-disebut dalam narasi berbagai kajian tentang Sumatera Selatan.

Baca Juga: Simbur Cahaya, Undang-undang Adat Masyarakat Sumatera Selatan

Suku Lematang

Suku Lematang merupakan kelompok masyarakat yang mendiami wilayah di Kabupaten Lahat dan Muara Enim.

Mereka bermukim di sekitaran sungai Lematang. Aktivitas suku Lematang lebih condong ke budidaya tanaman.

Dalam segi bahasa, dialek yang digunakan memiliki tingkat kesamaan yang tinggi dengan suku Besemah.

Suku Ogan

Suku Ogan juga termasuk suku asli yang bermukim di Sumatera Selatan. Ogan termasuk suku yang besar di Sumatera Selatan.

Orang-orang suku Ogan berkelompok di daerah Ogan Komering Ulu, Ogan Komering Ilir, dan Ogan Komering Ulu Timur.

Dialek bahasa yang dipakai sehari-hari jika dipandang sekilas, memiliki kemiripan dengan bahasa Melayu Deli dan dialek suku Melayu Palembang.

Suku Semende

Suku Semende merupakan salah satu suku di Sumatera Selatan yang memiliki keistimewaan sendiri.

Masyarakat Suku Semende bermukim di satu lokasi di Kabupaten Muara Enim. Lokasi tersebut disebut juga dengan nama Semende.

Semende juga digunakan sebagai nama kecamatan di Muara Enim yang merujuk kepada tempat bermukimnya masyarakat suku tersebut.

Kini, masyarakat Semende menduduki wilayah di Kecamatan Semende Darat Ulu, Semende Darat Laut, dan Semende Darat Tengah.

Dialek bahasa yang dipakai sehari-hari oleh suku Semende memiliki kesamaan yang pekat dengan masyarakat suku Besemah dan Lematang.

Suku Lintang

Suku Lintang adalah kelompok masyarakat yang juga bertempat tinggal di sekitar jalur Bukit Barisan dan di sekitar aliran sungai Musi dan Sungai Lintang.

Secara administratif, suku Lintang terletak di Kabupaten Lahat dan Kabupaten Empat Lawang. Daerah ini berdiri di antara wilayah Suku Besemah dan Rejang.

Dialek bahasa sehari-hari suku Lintang juga memiliki kekhasan sendiri, cukup berbeda jauh dengan bahasa masyarakat suku Melayu Palembang.

Suku Musi

Suku Musi juga merupakan di antara suku bangsa yang besar di Sumatera Selatan.

Secara umum, mereka memadati wilayah di sekitaran sungai Musi yang terpusat di Kabupaten Musi Banyuasin dan kabupaten sekitarnya.

Bahasa yang digunakan oleh masyarakat Suku Musi juga memiliki kekhasan tersendiri bila dibandingkan dengan bahasa-bahasa suku lainnya.

Suku Gumai

Suku Gumai terletak di wilayah administratif Kabupaten Lahat. Suku gumai terbagi dalam kelompok-kelompok.

Ada tiga kelompok yang merujuk kepada suku bangsa Gumai, yaitu Gumay Ulu, Gumai Lembak, dan Gumai Talang.

Dialek bahasa yang digunakan suku Gumai memiliki kesamaan dengan suku-suku di Kab. Lahat pada umumnya.

Suku Kikim

Suku Kikim juga merupakan suku yang mendiami wilayah administratif Kabupaten Lahat. Keberadaan mereka ditandai dengan aliran sungai Kikim yang mengaliri wilayah tersebut.

Dialek bahasa yang digunakan dalam interaksi sehari-hari sama halnya dengan suku Lematang, Besemah, Gumay.

Suku Kayu Agung

Suku Kayu Agung banyak mendiami di Kabupaten Ogan Komering Ilir. Mereka tersebar di aliran sungai Komering.

Dialektikanya juga menggunakan dialek asli mereka dan terdapat juga beberapa perpaduan dengan dialek Ogan.

 

Referensi:

  • Indriastuti, K, dkk. (2015). Peradaban Masa Lalu Sumatera Selatan. Palembang: Balai Arkeologi Palembang.
  • Zulyani, H., & Hari, R. (1993). Sistem Pemerintahan Tradisional Daerah Sumatera Selatan. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Republik Indonesia

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengaruh Islam dalam Bidang Seni Tari dan Musik

Pengaruh Islam dalam Bidang Seni Tari dan Musik

Stori
Runtuhnya Kerajaan Yerusalem

Runtuhnya Kerajaan Yerusalem

Stori
Isi Piagam PBB

Isi Piagam PBB

Stori
Romukyokai, Panitia Pengelola Romusha

Romukyokai, Panitia Pengelola Romusha

Stori
Mengapa Imam Hanafi Mendapat Gelar Ahlul Ra'yi?

Mengapa Imam Hanafi Mendapat Gelar Ahlul Ra'yi?

Stori
Sejarah Salam Tempel, Tradisi Bagi Uang Saat Lebaran

Sejarah Salam Tempel, Tradisi Bagi Uang Saat Lebaran

Stori
Upacara Melasti, Ritual Penyucian Diri untuk Menyambut Nyepi

Upacara Melasti, Ritual Penyucian Diri untuk Menyambut Nyepi

Stori
Strategi Perang Parit pada Perang Dunia I

Strategi Perang Parit pada Perang Dunia I

Stori
10 Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

10 Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

Stori
Sejarah Persiapan Kemerdekaan Indonesia

Sejarah Persiapan Kemerdekaan Indonesia

Stori
Peran Adolf Hitler dalam Perang Dunia II

Peran Adolf Hitler dalam Perang Dunia II

Stori
Tumpek Krulut, Hari Kasih Sayang Umat Hindu Bali

Tumpek Krulut, Hari Kasih Sayang Umat Hindu Bali

Stori
Alasan Perekonomian Mataram Kuno Tidak Bergantung pada Sektor Maritim

Alasan Perekonomian Mataram Kuno Tidak Bergantung pada Sektor Maritim

Stori
Sejarah Marga Purba

Sejarah Marga Purba

Stori
Penyebab Perang Dunia I

Penyebab Perang Dunia I

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com