Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Kudungga Tidak Dianggap sebagai Pendiri Dinasti?

Kompas.com - 17/02/2023, 15:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Kudungga adalah raja pertama Kerajaan Kutai sekaligus pendirinya.

Menurut sejarah, Kudungga mendirikan Kerajaan Kutai di daerah Muara Kaman di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur, sekitar abad ke-4.

Kendati merupakan raja pertama, Kudungga bukanlah pendiri dinasti.

Lantas, mengapa Kudungga tidak dianggap sebagai pendiri dinasti?

Baca juga: Kudungga, Raja Pertama dan Pendiri Kerajaan Kutai

Belum beragama Hindu

Menurut informasi yang tertulis pada Prasasti Yupa, para peneliti menafsirkan bahwa Kudungga adalah raja sekaligus pendiri Kerajaan Kutai.

Kudungga merupakan orang asli Indonesia karena namanya tidak ada unsur India sama sekali.

Diperkirakan bahwa nama Kudungga memiliki kemiripan dengan nama Bugis, yaitu Kadungga.

Kendati demikian, para sejarawan meyakini bahwa kedudukan Kudungga dulunya adalah seorang kepala suku.

Kudungga kemudian mendirikan kerajaan dan menobatkan diri sebagai raja.

Kudungga diperkirakan sudah mendapatkan pengaruh Hindu dari India, tetapi belum menerapkannya di kerajaan.

Sistem pemerintahan yang dijalankan Kudungga juga masih belum teratur dan sistematis.

Meskipun dikenal sebagai pendiri kerajaan, tetapi Kudungga tidak dianggap sebagai wangsakarta atau pendiri dinasti.

Alasan Kudungga tidak dianggap sebagai pendiri dinasti karena ia masih belum beragama Hindu.

Baca juga: Mengapa Aswawarman Disebut sebagai Wangsakarta dari Kerajaan Kutai?

Berdasarkan prasasti peninggalan Kerajaan Kutai, putra Kudungga, yaitu Aswawarman yang dianggap sebagai wangsakarta atau pendiri dinasti.

Hal ini dikarenakan Aswawarman sudah beragama Hindu, sedangkan Kudungga belum.

Selain itu, nama Aswawarman juga menunjukkan telah masuknya pengaruh Hindu dalam Kerajaan Kutai.

Sebab, kata warman diyakini menjadi salah satu ciri bahwa seseorang adalah penganut Hindu secara penuh atau bukan.

Inilah mengapa Kudungga tidak dianggap sebagai wangsakarta di Kerajaan Kutai.

 

Referensi:

  • Poesponegoro, Marwati Djoened. (2008). Sejarah Nasional Indonesia II: Zaman Kuno. Jakarta: Balai Pustaka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com