Dengan begitu, pendapat ini meyakini bahwa Dinasti Syailendra didirikan oleh Dapunta Selendra, yang merupakan orang Indonesia asli.
Kenyataan bahwa Prasasti dari Sojomerto menggunakan bahasa Melayu Kuno, pastinya menunjukkan bahwa ia orang Indonesia asli, kemungkinan dari Sumatera, karena di sanalah dijumpai prasasti-prasasti berbahasa Melayu Kuno.
Dari prasasti iti, Dapunta Selendra diketahui sebagai penganut Hindu Siwa.
Baca juga: Rakai Pikatan, Raja Mataram Kuno yang Membangun Candi Prambanan
Kapan dan apa alasan raja-raja Wangsa Syailendra akhirnya memeluk agama Buddha mungkin dapat dikaitkan dengan Prasasti Sankhara yang diduga berasal dari pertengahan abad ke-8.
Prasasti Sankhara menyebut bahwa ayah Raja Sankhara meninggal setelah jatuh sakit dan selama delapan hari merasa seperti ada api yang membakar.
Karena itu, Raja Sankhara meninggalkan Dewa Siwa dan pada akhir prasasti membayangkan bahwa ia menjadi penganut Buddha.
Sayangnya hingga kini tidak diketahui siapakah Raja Sankhara yang dimaksud itu.
Dapat disimpulkan bahwa dari pendapat Poerbatjaraka, Dinasti Sanjaya itu tidak ada.
Penguasa Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah hanya Dinasti Syailendra yang awalnya menganut agama Hindu Siwa, tetapi sejak Rakai Panangkaran menjadi penganut Buddha Mahayana.
Kemudian pada masa pemerintahan Rakai Pikatan, pindah lagi menjadi penganut agama Siwa.
Referensi: