Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbedaan Fungsi Candi Hindu dan Buddha

Kompas.com - 01/02/2023, 18:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Datangnya agama Hindu-Buddha ke Indonesia telah membawa pengaruh besar bagi sejarah Indonesia.

Salah satu pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia adalah berdirinya berbagai kerajaan bercorak Hindu-Buddha, seperti Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya, Mataram Kuno, dan Majapahit.

Setiap kerajaan ini memiliki peninggalan yang menjadi sumber sejarah sekaligus bukti bahwa kerajaan ini dulunya sempat ada di Indonesia.

Bentuk-bentuk peninggalannya juga beraneka ragam, mulai dari prasasti, kitab kuno, hingga candi.

Salah satu candi bercorak Hindu yang ada di Indonesia adalah Prambanan dan candi bercorak Buddha adalah Candi Borobudur.

Baik candi Hindu dan candi Buddha memiliki perbedaan tersendiri.

Lantas, apa perbedaan fungsi candi Hindu dan Buddha?

Baca juga: Ciri-ciri Candi yang Bercorak Hindu

Candi Buddha sebagai tempat ibadah

Candi bercorak Buddha umumnya berfungsi sebagai tempat pemujaan atau beribadah kepada para dewa.

Oleh sebab itu, candi Buddha umumnya dibangun dan dilengkapi dengan arca Buddha dan Bodhisatwa.

Contoh candi-candi Buddha di Indonesia adalah Candi Borobudur, Candi Mendut, Candi Kalasan, dan Candi Pawon yang letaknya di dekat Magelang, Jawa Tengah.

Baca juga: Sejarah Berdirinya Candi Prambanan

Candi Hindu sebagai tempat pemujaan dewa

Awalnya, orang-orang Hindu tidak memiliki kuil atau pun candi.

Mereka melakukan pemujaan kepada para dewa melalui api yang menyala yang dianggap suci.

Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, dibangun candi sebagai tempat untuk memuja para dewa.

Fungsi candi Hindu adalah sebagai devasthanam (tempat suci) dan thasthalam (surga di bumi), sehingga candi merupakan tempat suci yang menghubungkan antara manusia dengan dewa.

Di samping untuk memuja dewa, candi Hindu juga dijadikan tempat pemujaan raja maupun tokoh besar dalam agama Hindu.

Orang-orang Hindu percaya bahwa dewa ada di mana saja, tidak hanya di candi atau kuil.

Namun candi memang merupakan pusat perhatian dewa di mana mereka melakukan penyembahan dan memberikan persembahan kepada dewa yang sudah melindungi mereka dari nasib buruk berupa kesialan, bencana, dan penyakit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua dan Wakil Ketua PPKI

Ketua dan Wakil Ketua PPKI

Stori
Perlawanan Jerman terhadap Hitler

Perlawanan Jerman terhadap Hitler

Stori
Kenapa Keibodan Dibubarkan Jepang?

Kenapa Keibodan Dibubarkan Jepang?

Stori
Peralatan Manusia Purba pada Zaman Paleolitikum

Peralatan Manusia Purba pada Zaman Paleolitikum

Stori
Perbedaan Tiga Serangkai dan Empat Serangkai

Perbedaan Tiga Serangkai dan Empat Serangkai

Stori
Mengapa Hanya Lima Nabi yang Mendapat Gelar Ulul Azmi?

Mengapa Hanya Lima Nabi yang Mendapat Gelar Ulul Azmi?

Stori
Sejarah Nuzulul Quran

Sejarah Nuzulul Quran

Stori
Watangan Matah dalam Pertunjukan Calonarang di Bali

Watangan Matah dalam Pertunjukan Calonarang di Bali

Stori
Kenapa Semarang Disebut Kota Atlas?

Kenapa Semarang Disebut Kota Atlas?

Stori
Kisah Pangeran Diponegoro Ditangkap dan Diasingkan Belanda

Kisah Pangeran Diponegoro Ditangkap dan Diasingkan Belanda

Stori
Motif Utama Jepang dalam Menginvasi Indonesia

Motif Utama Jepang dalam Menginvasi Indonesia

Stori
Bukti Islam Masuk ke Indonesia pada Abad ke-7

Bukti Islam Masuk ke Indonesia pada Abad ke-7

Stori
Perbedaan Masjid Al-Aqsa dan Dome of The Rock

Perbedaan Masjid Al-Aqsa dan Dome of The Rock

Stori
Sejarah Selat Muria yang Menghilang pada Abad ke-17

Sejarah Selat Muria yang Menghilang pada Abad ke-17

Stori
Bukti Islam Masuk ke Indonesia pada Abad ke-13

Bukti Islam Masuk ke Indonesia pada Abad ke-13

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com