KOMPAS.com - Salah satu organisasi internasional tertua adalah Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).
OKI adalah organisasi internasional terbesar kedua setelah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Pembentukan OKI awalnya dilatarbelakangi oleh keprihatinan negara-negara Islam atas berbagai masalah yang dihadapi umat Islam.
Tujuan OKI dibentuk antara lain meningkatkan solidaritas Islam, mengoordinasikan kerja sama antarnegara, dan melindungi tempat-tempat suci Islam.
Baca juga: Latar Belakang Didirikannya OKI
OKI dibentuk setelah dilaksanakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pertama.
KTT OKI Pertama dilaksanakan di Kota Rabat, Maroko, sejak tanggal 22-25 September 1969.
Adapun pemicu dibentuknya OKI adalah peristiwa pembakaran Masjid Suci Al-Aqsa pada 21 Agustus 1969 oleh zionis Israel.
Untuk menindaklanjuti hal tersebut, para pemimpin dari 24 negara Islam mengadakan Konferensi di Rabat, Maroko, pada 25 September 1969.
Konferensi ini dikenal sebagai KTT OKI Pertama.
Hasil dari konferensi tersebut adalah disepakatinya Deklarasi Rabat.
Isi Deklarasi Rabat adalah:
"Pemerintahan Muslim akan berupaya mempromosikan di antara mereka, kerja sama yang erat, dan tolong menolong dalam hal ekonomi, ilmu pengetahuan, budaya, keyakinan, berdasarkan ajaran Islam yang abadi."
Secara garis besar, Deklarasi Rabat menegaskan keyakinan atas agama Islam, penghormatan pada Piagam PBB dan HAM.
Pembentukan OKI antara lain ditujukan untuk meningkatkan solidaritas Islam di antara negara anggota, menjaga keamanan internasional, dan membantu perjuangan rakyat Palestina.
Baca juga: Peran Indonesia Pada KTT 1 ASEAN di Bali 1976
Hingga tahun 2020, OKI memiliki 57 negara anggota, yaitu:
Awalnya, OKI menekankan pada masalah politik, terutama masalah Palestina.
Namun, dalam perkembangannya, OKI mulai berfungsi sebagai organisasi internasional yang bergerak di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, dan ilmu pengetahuan antarnegara Muslim.
Guna mencapai tujuan-tujuannya, OKI mendasarkan diri pada sejumlah prinsip seperti solidaritas Islam, kemitraan, dan kerja sama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.