Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Pelopor Klasifikasi Makhluk Hidup?

Kompas.com - 25/01/2023, 19:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sistem klasifikasi hidup adalah suatu cara pengelompokan dan pengkategorian menjadi golongan atau unit tertentu.

Golongan-golongan ini kemudian disusun secara runtut sesuai dengan tingkatannya atau hierarkinya, yakni mulai dari yang paling kecil hingga ke paling besar.

Adapun ilmu yang mempelajari prinsip dan cara mengelompokkan hidup ke dalam golongannya disebut taksonomi atau sistematik.

Dengan adanya klasifikasi makhluk hidup, dapat dibedakan suatu tumbuhan atau hewan berdasarkan dari ciri-cirinya, cara hidup, cara berkembang biak, dan masih banyak lainnya.

Lantas, siapa pelopor klasifikasi makhluk hidup?

Baca juga: Alfred Russel Wallace, Peneliti Flora dan Fauna Inggris di Indonesia

Carolus Linnaeus

Pelopor sistem klasifikasi makhluk hidup adalah Carolus Linnaeus.

Carolus Linnaeus atau Carl Linnaeus atau Carl von Linne lahir di Rashult, Swedia, pada 23 Mei 1707.

Sejak sekitar tahun 1700-an, ketertarikan Carolus terhadap bidang botani memang sudah terlihat.

Setelah itu, Carolus pun mendaftar di Universitas Lund, dan kemudian pindah ke Universitas Uppsala.

Pada masa sekolah ini, Linnaeus memiliki ketertarikan dan keyakinan terhadap benang sari dan putik, di mana di dalamnya terkandung sebuah tumbuhan.

Maka dari itu, Carolus menulis sebuah makalah, yang kemudian membuatnya dibiayai untuk melakukan ekspedisi meneliti Laplandia (daerah di Eropa Utara) pada 1732.

Kemudian pada 1735, Carolus pindah ke Belanda, tempat ia mendapat gelar dokter dari Universitas Harderwijk.

Semasa hidup, Carolus Linnaeu bekerja sebagai seorang ahli botani, ahli zoologi, dan juga dokter.

Masih di tahun yang sama, pada 1735, Carolus Linnaeus menemukan sebuah sistem klasifikasi makhluk hidup.

Carolus Linnaeus menerbitkan edisi pertama Systema Naturae (The System of Nature), berupa pamflet kecil yang menjelaskan tentang sistem klasifikasi alam yang baru.

Adapun dua kontribusi Carolus yang paling penting dalam Taksonomi adalah:

  • Sistem klasifikasi hierarkis
  • Sistem Binomial Nomenklatur

Taksonomi adalah ilmu yang berfokus pada penamaan dan pengklasifikasian atau pengelompokan organisme.

Baca juga: Biografi Virginia Henderson, Ahli Teori Keperawatan

Klasifikasi hierarkis

Masih di masa yang sama, Carolus mengelompokkan makhluk hidup ke dalam dua kelompok, yaitu hewan (animalia) dan tumbuhan (plantae).

Adapun dasar sistem dari klasifikasi ini adalah ciri dan karakteristik serta kemampuan yang dimiliki dan dapat diamati.

Lebih lanjut, ada tujuh dasar tingkatan klasifikasi yang dibuat oleh Carolus, yakni:

  1. Kingdom
  2. Divisi/filum
  3. Kelas
  4. Ordo
  5. Famili
  6. Genus
  7. Spesies

Ketujuh sistem klasifikasi ini berakar pada sistem klasifikasi Linnaean atau Linnaeus.

Apabila dilihat dari hierarkinya, kingdom adalah pengelompokan terbesar dan paling inklusif, sedangkan spesies merupakan tingkatan yang paling kecil.

Baca juga: Mengapa Para Ahli Meneliti Manusia Purba di Bantaran Sungai?

Binomial Nomenklatur

Masih di tahun 1735, Carolus Linnaeus menciptakan Binomial Nomenclatur atau sistem penamaan dua istilah.

Binomial Nomenklatur ini digunakan oleh ahli taksonomi untuk memberi nama atau mengidentifikasi sebuah spesies organisme tertentu.

Contoh Binomial Nomenklatur adalah Homo Sapien, Pyrus Maleus (apel), Citrus Aurantium (jeruk), dan Citrus Limonium (lemon).

Berkat prestasinya tersebut, Carolus Linnaeus disebut sebagai Bapak Taksonomi Modern sekaligus salah satu Bapak Ekologi Modern.

 

Referensi:

  • Blunt, Wilfrid. (2004). Linnaeus: The Compleat Naturalist. London: Frances Lincoln.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com